Pemerintahan

Atasi Banjir di Surabaya, Wali Kota Eri Cahyadi Keliling Tinjau Pengerjaan Saluran Air

47
×

Atasi Banjir di Surabaya, Wali Kota Eri Cahyadi Keliling Tinjau Pengerjaan Saluran Air

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berkeliling meninjau pengerjaan konektivitas saluran air, yang bertujuan untuk mengatasi banjir saat musim hujan. Pengecekan saluran air tersebut dilakukan di kawasan Jalan Ahmad Yani, Jalan Menanggal, Jalan Gayungsari, hingga ke Jalan Ketintang Kota Surabaya, Kamis (25/8/2022).

Hal ini dilakukan, seusai Wali Kota Eri Cahyadi melakukan pengecekan penataan taman tengah kota di sepanjang Jalan Raya Darmo Kota Surabaya untuk mempertahankan keindahan Kota Pahlawan.

Karenanya, ia meninjau rencana pengerjaan saluran crossing di depan Mall Cito, kemudian saluran tengah Jalan Ahmad Yani di sisi selatan Taman Pelangi, pengerjaan saluran air di Jalan Ketintang Madya, menuju ke pembuatan Bozem Jambangan (Kolam Renang Aquatic), pengerjaan rumah pompa Kebonsari Elveka, hingga rencana pengerjaan saluran air Jalan Ketintang Kota Surabaya.

“Jadi untuk menghilangkan banjir, yang posisinya ada di Injoko (Jalan Gayungsari Kebonsari) daerah Gayungsari, daerah Menanggal, itu aliran air tidak kita buang ke saluran Kebon Agung,” kata Wali Kota Eri Cahyadi.

Ia menerangkan, ketika aliran air masuk ke kawasan Injoko (Jalan Gayungsari Kebonsari), maka aliran air dari kawasan Jalan Menanggal dan Gayungsari akan dialihkan ke saluran crossing yang berada di depan Mall Cito agar tidak membebani saluran Kebon Agung.

“Setelah itu di depan Cito ada crossing menuju ke arah Korem. Ada rumah pompa, melewati rel kereta api, sehingga itu yang kita buatkan saluran yang terkoneksi. Jadi nanti air yang dari Menanggal, Gayungsari, Injoko, tidak membebani yang ada di Kebon Agung,” ungkap dia.

Sebab, menurutnya, perlu dilakukan pemilahan saluran air sesuai daya tampung dan konektivitas saluran, agar aliran air tidak membebani pada satu titik tertentu. “Kebon Agung kalau terbebani segini luar areanya, maka secara otomatis Kebon Agung mulai dari Jalan Raya Jemursari pasti banjir sampai ke Jalan Medokan karena tidak kuat untuk nariknya, jadi aliran air kira pecah-pecah sesuai bebannya,” terang dia.

Oleh sebab itu, dengan adanya pemilahan saluran air, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bisa menghitung beban atau intensitas air untuk mencegah timbulnya banjir di kawasan tersebut.

“Dia harus terbagi, sehingga satu tempat harus tau kalau tempat ini mampu menampung berapa meter kubik . Maka kita belokkan kesini. Kita juga mengecek lagi yang ada di Bozem Aquatic (Bozem Jambangan) agar tidak membebani saluran Kebon Agung,” pungkasnya. (Q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *