BisnisJatim Raya

Dukung Ekosistem Kendaraan Listrik, Tim Dosen ITS Rancang SPBKLU

107
×

Dukung Ekosistem Kendaraan Listrik, Tim Dosen ITS Rancang SPBKLU

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Kiprah Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dalam mendukung kemajuan teknologi lewat berbagai riset memang patut diacungi dua jempol. Kali ini, tim riset dosen ITS bersama PT Wiksa Daya Pratama (WDP) berhasil menggagas Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) sebagai upaya mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Ketua tim riset dari ITS Alief Wikarta ST MScEng PhD membeberkan bahwa tiga dari sembilan unit SPBKLU merupakan hasil riset yang didanai oleh program matching fund Kedaireka. Sedangkan enam lainnya dipesan oleh PT Pertamina dan telah disebar di Pulau Bali sebagai upaya menyukseskan perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. “SPBKLU ini nantinya juga dapat digunakan oleh para pengemudi transportasi online yang menggunakan sepeda motor lokal GESITS,” paparnya.

Menurut Alief, penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya pengguna yang merasa bahwa pengisian daya baterai motor listrik memakan waktu yang cukup lama. “Sebagai upaya mempersingkat waktu, kami berinovasi membuat satu gerai penukaran baterai sehingga pengguna merasa lebih nyaman dan efisien,” ujar dosen Departemen Teknik Mesin ITS tersebut.

Di samping itu, Chief Financial Officer (CFO) PT WDP Mochammad Ilham Firdaus STrKom menjelaskan, SPBKLU ini memiliki jumlah 10 slot baterai dengan model sliding cabinet. Selain itu, produk ini juga telah didukung protokol komunikasi RS485 CAN 2.0 dan jaringan Local Area Network (LAN) atau Wi-Fi. “Produk ini memiliki multiple protection, seperti lightning protection, over-load protection, over-charge protection, short circuit protection, dan temperature protection,” paparnya.

SPBKLU ini juga sudah dilengkapi dengan battery backup sebesar 12V 7Ah yang dapat memberikan cadangan energi selama tiga hingga empat jam dalam kondisi idle atau standby. Tidak kalah penting lagi, pada tiap unit SPBKLU sudah terpasang kamera keamanan. Interface yang disematkan di SPBKLU ini pun sudah Android based, sehingga teknis penukaran baterai menjadi lebih mudah.

Pengguna hanya perlu menukar baterai lama dengan baterai baru yang sudah tersedia di dalam laci SPBKLU dalam waktu kurang dari lima menit. “Dengan bantuan tim riset ITS, kami juga merancang Wiksa Swap Station, sebuah aplikasi bagi pengguna untuk melakukan monitoring dan transaksi berbasis QR Code,” lanjutnya.

Tak hanya itu, sambungnya, aplikasi ini juga memuat fitur-fitur yang unik. Di antaranya adalah fitur lokasi SPBKLU terdekat, riwayat transaksi, hingga status baterai dan SPBKLU secara real time. Aplikasi ini dapat diunduh oleh para pengguna lewat PlayStore maupun AppStore di ponsel cerdas masing-masing.

Selain Alief yang mewakili Departemen Teknik Mesin ITS, 12 dosen lain yang terlibat berasal dari tujuh disiplin ilmu yang berbeda. Di antaranya yang dari ITS adalah Departemen Teknik Mesin Industri, Teknik Elektro, Teknik Informatika, Desain Komunikasi Visual, Teknik Sistem dan Industri, serta Teknik Instrumentasi, hingga program studi Teknologi Rekayasa Internet dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS). “Dalam merancang SPBKLU, kami tak boleh hanya fokus pada sistem manufakturnya, tetapi juga pada desain, elektronika, pengembangan aplikasi, serta sektor bisnis,” urainya.

Meski beberapa produk serupa sudah banyak di pasaran, SPBKLU karya tim riset ITS dirancang dengan algoritma yang lebih unggul dan aplikasi yang lebih praktis. Walaupun begitu, Alief mengaku mengalami beberapa tantangan saat merancang aplikasi, utamanya di sisi keamanan mengingat kini tengah marak kasus pembobolan data. “Ke depan, kami akan terus memperhatikan keamanannya agar data pribadi pengguna tak bocor,” tegasnya.

Alief meyakini bahwa sepeda motor listrik akan menjadi suatu keniscayaan di masa mendatang. Untuk itu, dosen yang meraih gelar doktornya di National Taiwan University of Science and Technology (NTUST) tersebut tak ingin nantinya merek-merek lokal tergeser oleh merek asing. “Kami akan mencoba konsisten dalam merancang inovasi seperti SPBKLU ini agar karya lokal bisa menjadi pilihan pertama bagi konsumen,” tutupnya. (Q cox, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *