JOMBANG (Suarapubliknews) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan rangkaian kegiatan edukasi di Jawa Timur bekerjasama dengan Bursa Efek Indonesia yaitu Edukasi Desa Nabung Saham di Malang pada 30 September 2022 dan Kuliah Umum Kepada Civitas Akademika Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum, Jombang secara hybrid sebagai upaya untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat, khususnya kelompok masyarakat desa dan pesantren agar mereka tidak terjerat penawaran pinjaman online dan investasi ilegal.
Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi dalam sambutannya menyampaikan, pentingnya pemahaman keuangan bagi masyarakat desa dan pesantren karena mereka merupakan bagian dari kelompok penerima program edukasi.
Masyarakat desa dan pesantren didorong memiliki tingkat literasi keuangan yang baik agar dapat memperoleh kesempatan yang sama dalam mengakses keuangan (inklusi) pada lembaga jasa keuangan formal. Mereka yang memiliki akses terhadap keuangan cenderung membuat keputusan keuangan yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhan menuju kehidupan yang lebih sejahtera.
Pada akhirnya, peningkatan jumlah masyarakat desa dan pesantren yang memiliki akses ke keuangan diharapkan dapat berkontribusi positif terhadap pengentasan kemiskinan. Tingkat literasi keuangan yang baik juga dapat menumbuhkan kesadaran mengenai kewaspadaan terhadap penawaran investasi ilegal/bodong yang marak terjadi di masyarakat.
Pelaksanaan kegiatan edukasi hari ini dihadiri lebih dari 200 masyarakat Desa Nabung Saham di Malang serta 650 peserta yang hadir secara tatap muka maupun online di Kuliah Umum Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum, Jombang.
Kegiatan edukasi Desa Nabung Saham di Malang merupakan salah satu dari rangkaian edukasi keuangan OJK di Provinsi Jawa Timur antara lainnya yaitu dengan Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum, Jombang yang diselenggarakan secara hybrid sera talk show Radio Kartika 90,7 FM Jombang.
Friderica menyampaikan pentingnya pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan keuangan, baik untuk individu maupun keluarga. “Yang paling sederhana dan sering dihadapi misalnya ketika membeli kebutuhan hidup sehari-hari, dimana diperlukan pertimbangan mengenai besarnya dana yang disediakan untuk belanja, memilih produk yang sesuai dan murah, menimbang-nimbang manfaat dari produk yang akan dibeli, dan lain-lain,” katanya.
Literasi dan inklusi keuangan yang berimbang juga memberikan manfaat yang besar bagi sektor jasa keuangan. Diharapkan dengan semakin tinggi tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat, maka semakin banyak masyarakat yang akan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan secara tepat dengan tetap memperhatikan aspek pengelolaan risikonya.
Pelaksanaan kegiatan Edukasi Edukasi Desa Nabung Saham di Malang serta Edukasi Keuangan Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum, Jombang diharapkan dapat memberikan multiplier effect kepada lingkungan sekitar.
Mengingat peran penting anggota masyarakat di lingkungannya, kegiatan edukasi keuangan ini diharapkan dapat meningkatkan literasi keuangan para masyarakat desa dan pesantren sehingga dapat berkontribusi dalam upaya pencegahan agar masyarakat di tidak terjerumus pada utang yang konsumtif atau penipuan yang berkedok investasi. (Q cox, tama dini)