Pemerintahan

Jelang Penetapan UMK, Dedengkot Buruh Surabaya Keluhkan Nasibnya ke Wali Kota Eri Cahyadi

46
×

Jelang Penetapan UMK, Dedengkot Buruh Surabaya Keluhkan Nasibnya ke Wali Kota Eri Cahyadi

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar Silaturahmi Serikat Pekerja/Serikat Buruh dengan Wali Kota Surabaya dalam rangka menjaga kondusifitas Kota Surabaya di lobby lantai 2 Balai Kota Surabaya, Rabu (26/10/2022). Acara yang digelar menjelang penetapan UMK (Upah Minimum Kabupaten/Kota) itu dihadiri oleh Forkopimda Kota Surabaya dan para dedengkot-dedengkot buruh Surabaya yang berasal dari berbagai komunitas dan serikat buruh.

Dalam pertemuan itu, mereka juga berdialog dan bediskusi dengan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi tentang nasib mereka. Mereka menyampaikan beberapa keluhan tentang penetapan UMK dan banyak pula yang mengapresiasi Wali Kota Eri tentang berbagai program yang telah dilakukan hingga ke tingkat kelurahan dan program yang akan dijalankan bersama para buruh.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Eri menjelaskan bahwa sebenarnya serikat pekerja atau serikat buruh itu ingin berdiskusi dengan dirinya. Ketika keinginan itu disampaikan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kota Surabaya Achmad Zaini, ia pun menyanggupi dan langsung meminta untuk mengagendakannya.

Dalam pertemuan ini, Wali Kota menyampaikan bahwa tugas dia sebagai Wali Kota Surabaya tolong dipisahkan, karena pada penetapan UMK itu berdasarkan keputusan pemerintah pusat. Ia yakin bahwa pemerintah pusat itu menentukan UMK itu pasti sudah berdasarkan kajian dan ada peraturannya, sehingga dikeluarkanlah nilai atau angka UMK itu.

“Saya sampaikan ke teman-teman, kalau nilai itu keluar ya sudah, biarkan itu keluar. Kita mengikuti sajalah semua nilai itu, tapi kita harus sepakat bahwa di Surabaya itu UMK yang layak berapa sih? Misal Rp 6 juta atau Rp 7 juta, dan UMK-nya ditetapkan misal Rp 4 juta lebih. Nah, kekurangan sekitar Rp 2 juta sampai Rp 3 juta itulah yang harus kita pikirkan bersama,” kata Wali Kota Eri.

Salah satu caranya misalnya dengan memanfaatkan aset atau lahan Pemkot Surabaya untuk membuka usaha dan sebagainya. Inilah yang dinilai sangat penting untuk menambah pendapatan keluarga buruh tersebut, supaya dalam keluarga itu pendapatannya bisa mencapai Rp 6 juta atau bahkan Rp 7 juta.

“Hal yang sama sudah saya terapkan dengan teman-teman ojek online kemarinnya, mereka nanti akan saya buatkan tempat service yang besar. Nantinya, yang bekerja mengelola itu semua ojek online dan mereka harus service dan ganti oli di sana. Tempatnya dan barang-barangnya nanti kita sambungkan dengan distributor langsung supaya lebih murah. Nah, grab dan shopee yang sering ada diskon, nanti bisa dimasukkan ke sana, sehingga harganya di sana tetap murah,” tegasnya.

Oleh karena itu, ia berharap hal yang sama juga bisa dilakukan oleh para buruh atau pekerja. Makanya, dalam kesempatan itu dia juga meminta para pekerja atau buruh itu untuk melihat langsung contoh program padat karya yang sudah berhasil, yaitu produksi paving yang saat ini penghasilan para pekerjanya sudah tembus Rp 6 jutaan.

“Alhamdulillah para buruh ini semangatnya luar biasa. Bahkan, mereka juga berencana membuat buruhmart. Saya pastikan kalau kita siap support semuanya. Kita siap support modalnya dan kulakan barangnya. Tapi saya berharap juga semoga nanti para buruh bisa belanja dan beli di sana semuanya. Jangan sampai kalau kita dengan para buruh bikin buruhmart, lalu teman-teman buruh belanja di tempat lain. Jangan sampai begitu,” katanya.

Menurutnya, hal-hal semacam ini yang tidak terpikirkan selama ini. Bagi dia, kalau hanya berkutat di persoalan nilai UMK, nanti tidak akan ada pendapatan tambahan bagi para buruh itu. “Nah, inilah saatnya untuk memikirkan tambahan pendapatan bagi buruh itu,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Kota Surabaya Dendi prayitno menceritakan asal muasal pertemuan tersebut. Awalnya, dia menyampaikan kepada Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kota Surabaya Achmad Zaini untuk bisa bertemu Wali Kota Eri demi menyampaikan aspirasi para buruh secara langsung.

“Ternyata langsung disetujui dan kita bisa bertemu dengan Pak Eri langsung untuk menyampaikan aspirasi. Kami menyampaikan terimakasih kepada Pak Eri dan jajaran pemkot karena ternyata sudah memikirkan nasib kami. Kami sampaikan terimakasih. Semoga sinergi ini akan terus berlanjut,” pungkasnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *