SURABAYA, (Suarapubliknews) – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menghadiri Seminar Nasional bertemakan Akses Keuangan Syariah bagi Perempuan, Pemuda dan UMKM di Jawa Timur di Auditorium Ternate Gedung ASEEC Universitas Airlangga, Surabaya (9/11)
Pada kesempatan tersebut, Wagub Emil menyampaikan bahwa literasi kepada masyarakat perlu dilakukan untuk meningkatkan sistem keuangan yang inklusif. “Kita hari ini harus mendorong literasi yang bisa membawa inklusi keuangan. Karena inilah langkh bijak bersama Pemerintah dan stakeholders guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui sistem keuangan yang inklusif,” ungkapnya.
Wagub Emil menambahkan bahwa sistem keuangan yang inklusif kini telah didukung dengan kehadiran finance and technology (fintech). “Fintech saat ini penetrasinya luar biasa. Sehingga mempercepat inklusi keuangan,” katanya
Terkhusus di Jatim, Ia mengungkapkan bahwa beragam langkah telah dilakukan untuk mendorong inklusifnya ekonomi syariah menyasar di segala sektor. “Secara global, Pemprov Jatim bekerjasama dengan Bank Indonesia dan OJK untuk membangun awareness dan literasi masyarakat terkait keuangan syariah. Juga ada Bank Jatim yang memiliki akar kuat di seluruh pelosok Jawa Timur yang bisa membantu meningkatkan awareness masyarakat tentang keuangan syariah,” imbuhnya.
Dirinya kemudian mengatakan bahwa saat ini, bukan arah bangsa yang berubah dari Pancasila menuju islam sentris. Melainkan saat ini, semua sektor keuangan sedang bersiap untuk menjadi industri halal dunia. “Karena saat ini populasi masyarakat Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pusat industri halal dunia,” jelasnya
Lebih lanjut, Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Jatim ini mengatakan bahwa di Jatim saat ini sedang dikembangkan sebuah start up fintech yang akan mengembangkan crowd funding berbasis syariah. Tujuannya adalh untuk membiayai UMKM dengan basis crowd funding. “Harapaannya kedepan Jatim tidak hanya menjadi penonton tetapi juga ikut ambil bagian pada industri fintech,” harapnya
Diakhir, Wagub Emil menyampaikan harapan dengan adanya ekonomi inklusif ini yaitu mampu meningkatkan efisiensi ekonomi, Mendukung stabilitas sistem keuangan, berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional yang berkelanjutan.
“Serta bisa mengurangi kesenjangan (inequality) dan rigiditas low income trap, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang pada akhirnya berujung pada penurunan tingkat kemiskinan. Saya berharap kita bersama-sama berusaha untuk meningkatkan inklusi keuangan di Jawa Timur,” pungkasnya
Sementara itu, Ketua Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi (BP BRIN) Universitas Airlangga Muhammad Nafik Hadi Ryandono mengatakan bahwa kehadiran ekonomi syariah harus melahirkan peluang kerja bagi para pemuda bangsa.
“Ini juga sesuai dengan syariah islam tentang tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah. Maka para lulusan ekonomi islam harus terjun pada bidang ekonomi dan jadi pengusaha,” katanya
Tidak sampai disitu saja, Nafik mengatakan bahwa selain penting mendorong pemuda menjadi pengusaha, peran perempuan pada sektor ekonomi juga harus diberi penguatan. Sebab, rerata UMKM di Indonesia dikelola oleh perempuan atau Ibu rumah tangga.
“Ini juga harus dilakukan. Karena, sektor UMKM menyumbang sebesar 57,81% bagi PDRB Jatim. Ini peluang yang harus dikembangkan bersama. Pemuda menjadi pengusaha, perempuan didukung geliat ekonominya dan UMKM serta ekonomi akan bangkit kedepannya dengan tidak meninggalkan prinsip ekonomi syariah,” pungkasnya. (Q cox, tama dini)