Jatim RayaPemerintahan

Gubernur Khofifah Dorong Vaksinasi Booster Dosis ke-2 Bagi Lansia Terus Dimaksimalkan

93
×

Gubernur Khofifah Dorong Vaksinasi Booster Dosis ke-2 Bagi Lansia Terus Dimaksimalkan

Sebarkan artikel ini

KAIRO (Suarapubliknews) – Upaya perlindungan bagi kelompok rentan dalam pencegahan Covid-19 harus tetap dimaksimalkan. Untuk itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengimbau agar seluruh bupati/ wali kota di Jatim memaksimalkan pemberian vaksin booster ke-2 bagi lansia.

Imbauan tersebut seiring dengan kebijakan yang tercantum dalam Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/5565/2022 tentang Vaksinasi COVID-19 Booster Dosis ke-2 Bagi Kelompok Lanjut Usia, yang berlaku efektif sejak ditetapkan Kemenkes RI tanggal 22 November 2022.

“Saya mengajak kepada seluruh bupati/walikota untuk terus memaksimalkan vaksin booster ke 2 bagi kelompok lansia. Upaya ini sebagai ikhtiar kita untuk memberikan perlindungan tambahan bagi kelompok rentan,” ungkapnya saat melakukan kunjungan kerja ke Kairo, Mesir, Rabu (23/11).

Lansia dipilih menjadi sasaran booster tahap kedua, karena memiliki kondisi fisik yang cenderung  rentan. Dirinya berharap, vaksinasi bagi lansia ini mendapat kawalan yang baik dan dilakukan sesegera mungkin.

Sebagai informasi, berdasarkan data Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur mencatat, target vaksinasi bagi lansia di Jatim sebanyak 4.335.549 orang. Rinciannya, capaian dosis pertama sebesar 80,38%, dosis kedua sebesar 66,51% dan dosis ketiga sebesar 23,64%.

Oleh karena itu, Gubernur Khofifah mengimbau agar pemerintah daerah dan fasyankes mendorong penyelenggaraan  vaksinasi baik pemerintah maupun swasta untuk melakukan vaksinasi COVID-19 booster kedua bagi lansia.

“Percepatan vaksinasi booster kedua lansia berjalan beriringan dengan vaksinasi primer dan booster pertama. Pelaksanaannya juga harus merata di seluruh Indonesia, mengingat masih ada beberapa daerah yang cakupan vaksinasi primer dan booster masih dibawah 70% dari populasi,” jelasnya.

Berdasarkan data pasien Covid-19 yang meninggal di Jawa Timur, sebagian besar merupakan masyarakat yang belum melakukan vaksinasi dan disertai dengan penyakit bawaan. “Yang kabupaten-kotanya belum mencapai target kekebalan kelompok minimal 70% dari populasi, harus terus dimaksimalkan,” tegasnya.

Mengingat memiliki faktor resiko yang tinggi, dirinya juga berpesan agar masyarakat yang belum melakukan vaksin haruslah segera melengkapi vaksin. “Jangan menunda dan jangan pilih-pilih vaksin, karena vaksinasi terbaik adalah vaksinasi yang dilakukan sekarang juga,” pesannya.

Menurut WHO, perubahan efektivitas vaksin diperkirakan 1 hingga 4 bulan setelah vaksinasi dosis penguat pertama. Baik hal tersebut merupakan vaksin dosis 3 ataupun booster pertama. “Oleh karena itu pada kelompok tertentu seperti lansia membutuhkan booster kedua untuk memulihkan dan meningkatkan perlindungan terhadap COVID-19,” ujarnya.

Data dari https://vaksin.kemkes.go.id/, hingga saat ini capaian vaksin dosis ketiga menempati posisi kedua nasional dengan jumlah sebanyak 8.588.042 Orang. Sementara untuk dosis keempat, Jawa Timur menempati posisi pertama nasional dengan total capaian vaksin yakni 137.840 Orang.

Terlampir dalam SE Kemenkes RI tersebut, disebutkan regimen vaksin yang dapat digunakan untuk vaksinasi booster kedua bagi lansia, diantaranya :

1. Kombinasi untuk booster pertama Sinovac

– AstraZeneca diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml

– Pfizer diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml

– Moderna diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

– Sinopharm diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

– Sinovac diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

– Indovac diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

2. Kombinasi untuk booster pertama AstraZeneca

3. – Moderna diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml

4. – Pfizer diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml

5. – AstraZeneca diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

3. Kombinasi untuk booster pertama Pfizer

4. – Pfizer diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,3 ml

5. – Moderna diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml

6. – AstraZeneca diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

4. Kombinasi untuk booster pertama Moderna

5. – Moderna diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml

6. – Pfizer diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml

5. Kombinasi untuk booster pertama Janssen (J&J)

6. – Janssen (J&J) diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

7. – Pfizer diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

8. – Moderna diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml

6. Kombinasi untuk booster pertama Sinopharm

7. – Sinopharm diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

8. – Zivifax diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

7. Kombinasi untuk booster pertama Covovax

8. – Covovax diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml.

(Q cox, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *