Jatim RayaPemerintahan

Catatkan Sejarah Baru Membuka Pintu Gerbang Sister Province antara Jatim Indonesia dengan Alexandria Mesir

151
×

Catatkan Sejarah Baru Membuka Pintu Gerbang Sister Province antara Jatim Indonesia dengan Alexandria Mesir

Sebarkan artikel ini

ALEXANDRIA (Suarapubliknews) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Gubernur Alexandria Mohamed Taher El-Sherif resmi menandatangani Letter of Intent (LOI) atau Surat Pernyataan Kehendak untuk kerja sama di tiga bidang prioritas yakni perdagangan dan investasi, pariwisata serta pendidikan, di Alexandria, Mesir, Rabu (23/11).

Kerjasama tersebut merupakan tindak lanjut dari pertemuan Gubernur Khofifah dengan Duta Besar Mesir untuk Indonesia Ashraf Mohamed Moguib Sultan di Gedung Negara Grahadi Surabaya pada 19 November 2021 lalu.

Gubernur Khofifah menyampaikan, penandatanganan LoI ini merupakan titik awal sejarah baru kerjasama antara Indonesia dan Mesir, khususnya Jatim dengan Alexandria. Sebab ke depan penguatan kerjasama di tiga sektor prioritas tersebut akan semakin dikuatkan dan dimaksimalkan.

“Alhamdulillah, kita mencatatkan sejarah baru. Bersama Gubernur Alexandria kami telah menandatangai LoI kerjasama di tiga sektor prioritas yaitu perdagangan dan investasi, pariwisata serta pendidikan,” ungkapnya.

Gubernur Khofifah menuturkan, melalui penandatangan LoI, maka akan semakin banyak kerjasama yang bisa dibangun antara Jatim dan Alexandria di masa depan. Di sektor perdagangan, Ia menyebut kedua wilayah memiliki potensi besar untuk bisa melakukan link and match. Sebagaimana diketahui bahwa Mesir tidak menanam kopi tetapi tradisi minum kopi masyarakat Mesir cukup tinggi. Sedangkan Jawa Timur memiliki komoditas unggulan perkebunan antara lain kopi.

Oktober lalu melalui program communal branding Jatim sudah mengawali melakukan ekspor kopi sebanyak 200 ton. Sementara, private to private sudah berjalan cukup lama dan cukup signifikan. Yang diharapkan setelah penandatanganan LoI serta temu bisnis  akan semakin meningkat volume maupun sektor lain yang kita kerjasamakan.

Begitu juga untuk bidang furnitur, dimana Mesir sangat membutuhkan komoditas ini untuk suplai kebutuhan berbagai pembangunan yang sekarang gencar dilaksanakan. Sedangkan Jatim memiliki pabrik furniture terbesar di Indonesia. Sehingga potensi ekspor furniture Jatim ke Mesir menjadi hal yang sangat potensial. Begitu pula ikan, udang, rempah, cerutu dan lainnya yang sekarang juga sudah berlangsung.

“Saya yakin masih banyak potensi pengembangan perdagangan dari masing-masing wilayah. Apalagi Alexandria merupakan provinsi besar dengan pelabuhan terbesar di Mesir serta terkoneksi dengan negara – negara Afrika, Timur Tengah, Amerika dan Eropa,” jelasnya.

Di sektor pariwisata, Gubernur Khofifah menyebut bahwa potensi pariwisata religi menjadi salah satu kemiripan yang dimiliki kedua wilayah. Tercatat 160.000 jamaah umroh Jatim pertahun berpotensi untuk menambah paket umrah dengan kunjungan wisata religi ke Mesir.

Saat ini cukup banyak yang menambah wisata religi ke Turki dan sebagainya bisa akses ziarah ke wilayah peradaban kuno Mesir yang berada di Alexandria maupun ziarah ke ulama- ulama yang menjadi panutan sebagian besar umat Islam Indonesia yang pengikut sunni.

“Alexandria adalah salah satu saksi peradaban Mesir Kuno yang terkenal di dunia internasional. Sedangkan fakta bahwa Jatim merupakan salah satu wilayah bersejarah dalam berkembangnya Islam di Indonesia. Bukan tidak mungkin keduanya bisa saling tumbuh menjadi wisata religi berkelas dunia. Jatim memiliki pesona wisata alam yang luar biasa indahnya,” lanjutnya.

Selain perdagangan dan pariwisata, sektor pendidikan menjadi prioritas kedua wilayah. Alexandria atau juga dikenal Iskandariyah adalah pusat pendidikan dan kebudayaan dunia Mediterania kuno untuk sebagian besar zaman Helenistik dan zaman kuno akhir.

Alexandria juga dikenal dengan perpustakaan terbesar di dunia, yang memuat karya-karya penting ulama besar Islam, tentu menjadi magnet bagi pendalaman sejarah Islam tanah air. Kesemua potensi yang dibalut dalam satu kerjasama ini, diharapkan Gubernur Khofifah tidak hanya sebatas pencetak sejarah baru, namun juga bisa membawa manfaat yang lebih besar bagi masyarakat Jawa Timur, bahkan Indonesia secara umum.

Dirinya meminta agar kesempatan ini dimanfaatkan sebaik mungkin oleh para pelaku usaha, penggerak pariwisata hingga ulama dan para penggiat dunia pendidikan. “Pintu gerbang masa depan sudah kita buka. Mari manfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin. Ini saatnya Jawa Timur bisa unjuk gigi kepada dunia internasional melalui berbagai sektor keunggulan kompetutif dan komparatif baik di sektor ekonomi, perdagangan, investasi, pariwisata serta pendidikan,” ujarnya.

Gubernur Khofifah berharap seusai penandatangan LoI hari ini akan segera ditindaklanjuti penyusunan MoU (Memorandum of understanding) atau Nota Kesepahaman dan rencana kerja dari kedua wilayah dalam kurun waktu satu tahun kedepan.

Di akhir, tak lupa Gubernur Khofifah juga turut mempromosikan kekayaan alam dan pariwisata Jawa Timur yang sangat indah. Ada Gunung Bromo yang merupakan dan juga kawah Ijen yang memiliki keistimewaan blue fire serta oksigen terbaik dunia.

“Kami mengundang pemerintah provinsi dan warga Alexandria untuk berkunjung menikmati keindahan alam Jawa Timur. Kami memiliki Gunung Ijen yang punya blue fire. Juga ada Gili Iyang yang kualitas oksigen disana adalah yang terbaik kedua di dunia,” pungkasnya.

Sementara itu, Gubernur Alexandria Mohamed Taher El-Sherif menuturkan optimismenya atas kerjasama antara Jawa Timur dan Alexandria. “Kami sangat menyambut baik kerjasama dengan Jawa Timur yang dimulai hari ini. Mesir adalah peradapan dunia, dan Alexandria adalah saksi bagaimana peradaban Mesir Kuno berkembang. Silahkan berkeliling mengunjungi Alexandria dan menikmati segala keindahannya,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, dikatakan Mohamed Taher El-Sherif, Alexandria memiliki perpustakaan yang tertua di dunia. Mereka menginginkan agar ada pertukaran naskah kuno dari ulama-ulama Indonesia khususnya Jatim, agar bisa turut dikenalkan ke dunia global.

“Turots dan naskah kuno dari ulama Indonesia sangat berharga karena selama ini perannya bagi keilmuan dunia sangat besar. Maka sangat strategis jika dilakukan pertukaran naskah kuno dan turots dari ulama Indonesia dan Jatim,” tegasnya. (Q cox, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *