SURABAYA (Suarapubliknews) – Theatre Black Box atau Teater Ruang Gelap adalah inovasi yang relatif baru di seni pertunjukan diatas panggung. Teater kotak hitam adalah ruang pertunjukan sederhana, biasanya ruangan persegi dengan dinding hitam dan lantai datar.
Kesederhanaan ruang memungkinkannya digunakan untuk menciptakan berbagai konfigurasi panggung dan interaksi penonton. Kotak hitam juga dianggap oleh banyak orang sebagai tempat di mana teater yang lebih “murni” dapat dieksplorasi, dengan elemen paling manusiawi dan paling tidak teknis dalam fokus.
Ketua Program Studi English for Creative Industry, Henny Putri Saking Wijaya mengatakan Universitas Kristen Petra (UK Petra) Surabaya membangun sebuah laboratorium program English for Creative Industry (ECI) yang diberi nama Petra Theatre Black Box Studio.
Fasilitas tersebut khusus bagi mahasiswa yang menggeluti bidang performing arts untuk mengasah kemampuannya. Laboratorium yang berukuran 20 x 10 meter itu mampu menampung 129 orang.
Munculnya ide Petra Theatre Black Box Studio tersebut muncul setelah mengevaluasi studio lama yang bersifat paten. Baik dari panggung atau tempat duduk penonton. Sehingga di studio baru ini dibuat tanpa panggung. Para mahasiswa bakal semakin leluasa menampilkan karya mereka. Tempat duduk penonton bisa diubah-ubah sesuai kebutuhan pertunjukan.
“Warna hitam yang jadi warna utama di studio tersebut bisa mengakomodasi kebutuhan pertunjukan. Dengan ditambah kombinasi pencahayaan dan properti tambahan, pentas yang disuguhkan akan semakin hidup,” katanya.
UK Petra menjadi kampus pertama yang membuat ruang pentas berkonsep Black Box Studio di Jawa Timur. Black Box Studio resmi diperkenalkan pekan lalu. Hal itu sekaligus jadi ajang bergantinya nama Petra Little Theatre yang diubah menjadi Petra Teater.
Managing Director Petra Theatre Stefanny Irawan, .S.S., M.A mengatakan dibangunnya Petra Theatre Black Box Studio dengan harapan para mahasiswa dapat membuat pertunjukan teater yang segar dan berkualitas, bahkan menjadi pengembangan drama baru di Indonesia.
“Akhirnya selesai juga hasil dari perjalanan panjang kami. Hari ini menandai babak baru Petra Little Theatre yang sudah tak kecil lagi dan merubah namanya menjadi Petra Theatre sejak hari ini setelah berdiri 20 tahun yang lalu. Terima kasih telah menemani kami, semoga akan terus melanjutkan perjalanan bersama Petra Theatre,” katanya.
Tahun ini menjadi spesial sebab awalnya yang bernama Petra Little Theatre ini merayakan hari jadinya yang ke-20. “Usia ini sudah tidak “kecil” lagi maka dari itu bersamaan dengan launching laboratorium baru ini maka kami merebranding namanya menjadi Petra Theatre,” tambahnya.
Peresmian dimeriahkan dengan pameran mini produksi-produksi yang pernah dipentaskan dan tak lupa menampilkan 3 nomor musikal yang pernah ditampilkan di Petra Little Theatre Studio yang lama dari para Petranesian.
Terdapat tiga nomor yang akan ditampilkan yaitu “Days” by Sandy Excelsior from “In Da City!”, “The Girl Next Door” by Ellara Yusea from “A Story of Wounds” dan “Mother Asked Me Every Morning” by Fransisca Vinybelinda from “Mother How Are You Today?”. (Q cox, tama dini)