SURABAYA (Suarapubliknews) – Sekda Prov Jatim sekaligus Ketua Satgas PMK Jatim Adhy Karyono membuka pelaksanaan Bimtek Lanjutan Fasilitator PMK, yang diselenggarakan oleh Satgas PMK Nasional di Hotel Royal Tulip Dharmo Surabaya, Rabu (7/12).
Adhy mengatakan, agar penyuluhan bagi para peternak dapat berjalan efektif, dirinya memberikan keleluasaan cara sosialisasi bagi seluruh tenaga fasilitator yang terdiri dari petugas BPBD, Babinsa dan Bhabinkamtibmas.
“Sehingga kita ingin mereview kembali supaya ditindak lanjuti agar efektif. Bahwa targetingnya mungkin tidak _door to door_ di kandang lagi, tetapi juga bisa komunitas. Mana nanti yang paling efektif,” ujarnya. .
Selain itu dirinya menambahkan, berkat kerja keras dan kolaborasi seluruh stakeholder, kejadian penyakit PMK di Jawa Timur sejak bulan Agustus hingga Desember terus mengalami penurunan.
“Berdasarkan laporan Sistem Informasi Kesehatan Hewan (ISIKHNAS), sampai dengan tanggal 5 Desember 2022 terdapat laporan penyakit PMK sebanyak 192.109 ekor dengan total kesembuhan 184.551 ekor atau sebesar 96%.,” terangnya.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, sisa hewan yang masih sakit sebanyak 1.121 ekor atau sebanyak 0,5%. Selain itu potong bersyarar sebanyak 2.478 ekor atau 1,3% dan hewan mati sebanyak 3.959 ekor atau 2%.
Adhy menambahkan, berdasarkan data crisis center PMK nasional, sampai dengan 6 Desember 2022 di Jawa Timur terdapat sebanyak 15 Kabupaten/Kota di Jawa Timur yang telah berstatus _Zero Reporterd Case_ PMK.
Dimana status Zero Reporterd Case adalah daerah yang selama 14 hari terakhir tidak terlaporkan kasus baru PMK dan seluruh kasus baru PMK dan seluruh kasus yang terlaporkan sakit, telah sembuh. “Kami berharap 23 Kabupaten/Kota sisanya bisa sesegera mungkin bisa mengatasi kejadian PMK di wilayahnya masing-masing,” imbuhnya.
Selain itu, Adhy juga menjelaskan jika Jawa Timur merupakan provinsi dengan cakupan vaksinasi PMK tertinggi. Hal ini juga dapat dilihat dari laporan ISIKHNAS sampai dengan 6 Desember 2022, total realisasi vaksinasi sebanyak 2,4 juta dosis atau 30 % dari total vaksinasi PMK nasional sebanyak 8,5 juta. “Namun dibandingkan dengan populasi hewan rentan PMK yang berada di Jawa Timur, capaian vaksinasi PMK Jawa Timur masih rendah, yaitu sebanyak 21%,” lanjutnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, untuk mendukung pengendalian PMK, Jawa Timur didukung tenaga kesehatan hewan sebanyak 950 dokter hewan, 1.500 paramedik, yang tersebar di 38 Kabupaten/Kora termasuk 1.000 orang tenaga kesehatan dari unsur non pemerintah dan 1.500 orang dari Nakes Polri.
Selain itu, sebagai tindak lanjut dari kegiatan vaksinasi PMK, pemerintah juga melakukan kegiatan penandaan ternak. Adhy mengatakan, kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan kepastian bahwa ternak-ternak tersebut telah mendapatkan vaksinasi dan atau pengobatan. “Sampai dengan tanggal 6 Desember 2022, telah terlaksana penandaan ternak dengan eartag ber barcode sebanyak 667.908 ekor,” katanya.
Tak hanya itu, sebagai bentuk meringankan beban peternak yang terdampak PMK, Pemprov Jatim juga telah memberikan bantuan berupa uang sebesar Rp 10 juta, bagi setiap ekor terbak sapi yang dipotong bersyarakat akibat PMK. Dimana telah dilaporkan ke sistem ISKHNAS, sampai dengan tanggal 6 Desember 2022 telah diproses sebanyak 3.468 ekor sapi yang mendapatkan bantuan tersebut.
“Diharapkan dengan terselenggaranya Bimrek Fasilitator PMK tingkat lanjut ini, masing-masing peserta akan dapat mensosialisasika materi penanganan PMK ke 10 keluarga setiap hari, selama 45 hari disekitar wilayahnya. Sehingga dapat tercipta percepatan pemulihan ekonomi ternak akibat wabah PMK ini segera terlaksana,” tutupnya.
Sebanyak ratusan tenaga fasilitator dari berbagai daerah di Jawa Timur hadir dalam kegiatan yang diselenggarakan 7-9 Desember 2022 yang diinisiasi oleh BNPB RI tersebut. (Q cox, tama dini)