SURABAYA (Suarapubliknews) – Pesona wajah Kota Surabaya menjelang perayaan Hari Natal 25 Desember 2022 tampil berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Sebab, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berkomitmen menjaga semangat toleransi dan keharmonisan untuk menghormati umat beragama, dengan memasang berbagai ornamen dan hiasan Natal di beberapa tempat.
Ornamen tersebut terpasang di kawasan jantung Kota Surabaya. Diantaranya, di kawasan Monumen Bambu Runcing Jalan Panglima Sudirman (Pangsud), Plaza tengah Alun-Alun Surabaya, halaman luar dan dalam, serta teras kanopi Balai Kota Surabaya. Masyarakat pun dapat menikmati keindahan ornamen tersebut pada malam hari, yang diramaikan dengan keindahan rangkaian lampu warna-warni berbentuk pohon cemara.
Mengenai pemasangan ornamen Natal itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan bahwa Kota Pahlawan merupakan kota toleransi dengan peringkat keenam di Indonesia dan peringkat pertama di Jawa Timur. Apalagi, masyarakat yang tinggal di Kota Surabaya berasal dari belbagai suku, ras, dan agama yang hidup saling berdampingan.
“Saya ingin tunjukkan bahwa bukan suku Jawa saja, ada NTT, Maluku, Minang dan lain-lain. Serta, agama berbeda-beda tinggal di Surabaya. Peringatan Natal ya ornamen Natal, waktu (perayaan agama) Budha kita rubah, nanti waktu Hindu juga. Wayahe (waktunya) Islam gaeno (dibuatkan) ketupat, kan indah. Hidup kita ini beragam, jadi saling melengkapi, ini yang ingin saya bentuk dan saya yakin ini bisa,” kata Wali Kota Eri Cahyadi, Sabtu (17/12/2022).
Wali Kota Eri Cahyadi menjelaskan bahwa Pemkot Surabaya terus menggandeng dan menjalin silaturahmi bersama para tokoh masyarakat (tomas), suku, dan lintas agama. Bahkan, melalui pertemuan yang dilakukan pada 15 Desember 2022 lalu di Gedung Sawunggaling Pemkot Surabaya, perkumpulan adat/suku di Kota Surabaya bersedia melakukan penjagaan keamanan di gereja saat perayaan Hari Natal.
“Kemarin teman-teman sangat luar biasa. Dari teman-teman Maluku pun mengatakan, bahwa mereka yang beragama Islam siap menjaga gereja. Itu (telah) dicontohkan Banser (Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama) dan Kokam (Kelompok Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah). Jadi saya ingin menunjukkan Surabaya itu kota toleransi, tolong menolong dan kota guyub rukun,” jelas dia.
Ia mengaku, bahwa salah satu pemasangan ornamen Natal berada di kawasan wisata Plaza Alun-Alun Surabaya dipasang di dekat pintu masuk basement Alun-Alun Surabaya. “Kalau yang posisinya dia (ornamen) di Alun-Alun, tapi tidak di sebelah masjid. Dia di pintu masuk, yang mau masuk ke bawah (Basement), jadi tidak bersebelahan dengan masjid,” ungkap dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro menjelaskan bahwa Kota Surabaya merupakan kota pluralisme atau paham atas keberagaman. Karenanya, harus difasilitasi dengan memasang ornamen tematik Natal yang dilakukan saat memasuki bulan Desember 2022.
“Setelah selesai momen Natal ini kita ganti yang lain. Kalau pas (waktu) perayaan agama Budha ya kita pasang ornamen Budha. Kalau pas Idul Fitri kita pasang ornamen Idul Fitri. Kita lakukan (pasang) di jalan protokol, seperti Jalan Pangsud, Jalan Basuki Rahmat (Basra), lalu di Balai Kota, kemudian ada beberapa,” kata Hebi sapaan lekatnya.
Hebi mengaku, pemasangan ornamen Natal di Kota Surabaya baru dilakukan kali pertama di tahun 2022. Pemasangan ora amen itu dilakukan sejak 14 Desember 2022 oleh DLH dan masih akan terus berlanjut di beberapa tempat lainnya. Hal ini berdasarkan keinginan Wali Kota Eri Cahyadi bahwa Kota Pahlawan merupakan kota pluralisme.
“Tempat usaha lain juga akan melakukan hal yang sama. Kita tangkap sebagai momen yang bagus, memasang ornamen ini secara tematik. Memasang rumbai-rumbai lampu Natal. Karena memang kalau seperti itu menunjukkan Surabaya ini terdapat kerukunan umat beragama, suku, dan ras yang bagus,” pungkasnya. (Q cox)