SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Menteri Sosial Idrus Marham telah menyatakan pendamping PKH (Program Keluarga Harapan) tidak berpolitik praktis dalam Pilkada Jawa Timur 2018. Namun, di lapangan banyak ditemukan pendamping PKH membuat kode “1 jari.”
Temuan itu diungkap Jaringan Alumni Muda PMII (JAMPI) dan Forum Alumni Muda (FAM) GMNI. “Kalau saya jadi Menteri Sosial, dan punya komitmen membersihkan PKH dari politik praktis, maka saya larang mereka membuat kode-kode tertentu yang bisa diasosiasikan dengan kontestasi Pilkada,” kata Abdul Hamid, Ketua JAMPI Jawa Timur, di Kota Surabaya, Kamis (3/5/2018).
Pilkada Jawa Timur 2018 diikuti dua kontestan. Nomor satu, Calon Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Calon Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak. Pasangan ini diusung Partai Golkar, Partai Demokrat, PPP, Hanura dan Nasdem.
Khofifah adalah mantan Menteri Sosial. Saat menjabat, ia menggarap intens PKH untuk mengatasi kemiskinan, yang menjadi program Presiden Jokowi. Setelah maju calon gubernur, Khofifah mundur dari Menteri Sosial. Posisinya digantikan Idrus Marham, mantan Sekjen DPP Partai Golkar, salah satu parpol penyokongnya.
Kontestan nomor dua, Calon Gubernur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Calon Wakil Gubernur Puti Guntur Soekarno. Pasangan ini diusung koalisi empat partai politik, yakni PKB, PDIP, PKS dan Gerindra.
Beberapa waktu lalu, JAMPI dan FAM GMNI telah menegaskan posisinya, yang akan mengawasi program PKH. “Kami temukan foto para pendamping PKH di Kabupaten Probolinggo, yang ramai-ramai mengacungkan 1 jari,” kata Abdul Hamid.
Ia juga menemukan akun media sosial Instagram, yang diposting bulan April 2018, dengan tagar #pkhkabblitar #pkhkecselopuro, yang menunjukkan salah seorang pendamping PKH bersama waega penerima manfaat PKH ramai-ramai mengacungkan kode “1jari.”
Sementara FAM GMNI menemukan beberapa foto pendamping PKH di Tulunggagung yang menjadi bagian dari kegiatan acara bertajuk “Pembulatan Tekad Pemenangan Khofifah-Emil”. Acara itu berlatar spanduk yang bergambar Khofifah-Emil, dan terlihat dihadiri kedua pasang kandidat tersebut.
“Dalam acara itu, ditemukan acungan 1 jari, baik langsung secara frontal mengacungkan jari telunjuk, hingga beberapa disamarkan secara kode dengan mengacungkan 1 jempol kanan,” kata Rangga Bisma, Ketua FAM GMNI Jawa Timur.
Kemudian, lanjutnya, pekan ini FAM GMNI juga menemukan foto, 6 orang mengacungkan kode ‘1 jari.” Di belakang mereka tertulis “PKH Kediri Luar Biasa.”
Rangga mengatakan, masyarakat Jawa Timur tidak bisa berharap ketegasan dan netralitas dari pendamping PKH, senyampang posisi Menteri Sosial dipegang dari partai politik penyokong salah satu pasangan calon.
“Kalau menterinya berasal orang netral, kita bisa berharap, bakal keluar larangan penggunaan kode-kode, yang gampang diasosiasikan, untuk kepentingan Pilkada,” kata Rangga Bisma. (q cox)