NasionalPemerintahan

Dinilai Terbebas Frambusia, Pemkab Tanbu Raih Penghargaan dari Kemenkes RI

45
×

Dinilai Terbebas Frambusia, Pemkab Tanbu Raih Penghargaan dari Kemenkes RI

Sebarkan artikel ini

JAKARTA (Suarapubliknews) – Wilayah Kabupaten Tanah Bumbu dinilai telah terbebas Frambusia, sehingga Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) memberikan penghargaan dalam momen Peringatan Neglected Tropical Diseases (NTD) Sedunia 2023.

Penyerahan penghargaan Sertifikat Bebas Frambusia itu dilakukan Menkes, Budi Gunadi Sadikin kepada Bupati Tanbu Abah HM Zairullah Azhar pada, Selasa (21/02/2023), di Krakatau Grand Ballroom Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.

Bupati Zairullah hadir dalam acara itu didampingi Kepala Dinas Kesehatan, Setia Budi dan jajarannya, bersama 103 Bupati Walikota lainnya penerima Sertifikat Bebas Frambusia dan 5 Bupati Walikota penerima Sertifikat Eliminasi Filariasis.

Dalam kesempatan itu, Bupati mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak terutama jajaran Dinas Kesehatan yang mampu mewujudkan Bumi Bersujud bebas Frambusia.

Sertifikat ini merupakan bentuk motivasi dan apresiasi atas upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat di Tanbu.

Ia berharap, kedepan status bebas Frambusia akan tetap bertahan dan derajat kesehatan masyarakat Tanbu akan terus meningkat, terutama dengan memelihara lingkungan dan terus menjaga perilaku hidup bersih dan sehat dalam keseharian masyarakat.

Sementara itu, Menkes, Budi Gunadi Sadikin dalam sambutannya menyebutkan penyakit tropis terabaikan atau NDT ditemukan tidak hanya di Indonesia, namun di seluruh wilayah tropis dunia.

“NTD ini terjadi di daerah tropis di seluruh dunia. Jenisnya ada 20, di Indonesia ada lima, plus yang baru dimasukkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah rabies,” kata Budi Gunadi.

Lima varian penyakit tropis terabaikan di Indonesia itu, yakni kusta, frambusia atau infeksi kulit, filariasis atau kaki gajah, schistosomiasis atau cacingan, dan rabies.

Untuk kusta, Kemenkes menargetkan eliminasi kasus dicapai pada 2030. Sedangkan eliminasi kasus frambusia ditargetkan tercapai pada 2024.

Kemudian untuk penanganan kasus filariasis yang dilaporkan telah berstatus endemis di 236 kabupaten/kota di Indonesia, dilakukan upaya pencegahan berupa pemberian obat secara massal.

Sedangkan untuk schistosomiasis yang kini hanya terdeteksi di wilayah tertentu dan menjadi satu-satunya penyakit yang masih berstatus endemi di Asia Tenggara itu ditargetkan mencapai eliminasi pada 2030.

Lalu untuk kasus rabies di Indonesia masih tersebar di sekitar 26 provinsi, sementara sisanya dinyatakan berstatus bebas rabies.

Peringatan NTD Sedunia 2023 di Indonesia ditandai dengan pemberian penghargaan kepada 108 pejabat di lingkup pemerintah kota/kabupaten di Indonesia atas upaya pengentasan penyakit filariasis dan frambusia di wilayah masing-masing. (q cox, Imran)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *