NasionalPeristiwaPolitik

Hasto Mahasiswa Terbaik dan Diwisuda Doktor Pertahanan, Kader PDIP Surabaya: Kami Bangga!

96
×

Hasto Mahasiswa Terbaik dan Diwisuda Doktor Pertahanan, Kader PDIP Surabaya: Kami Bangga!

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, dinobatkan sebagai salah seorang mahasiswa terbaik Universitas Pertahanan atau Unhan.

Piagam penghargaan diserahkan Rektor Unhan Laksamana Madya TNI Prof. Dr. Ir. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., DESD., ASEAN Eng kepada Hasto pada Senin (13/3/2023). Adapun prosesi wisuda bagi para lulusan Unhan pada TA 2023 dijadwalkan digelar Selasa (14/3).

Prestasi Hasto tersebut disambut dengan rasa bangga oleh para kader PDI Perjuangan di Kota Surabaya. “Kami sungguh bangga. Selamat kepada Pak Hasto Kristiyanto. Semoga dedikasi intelektual dan pergerakan Pak Hasto senantiasa memberi manfaat optimal bagi Republik ini,” ujar Adi Sutarwijono, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya.

Hasto merampungkan studi doktoralnya dengan menulis disertasi berjudul “Diskursus Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya terhadap Pertahanan Negara”. Hasto menjadi satu-satunya mahasiswa program doktor dengan IPK 4,00 atau predikat summa cumlaude.

Selain Hasto, predikat mahasiswa terbaik juga diberikan kepada lima orang mahasiswa dari program magister. Mereka menerima piagam penghargaan dari Prof Amarulla.

Adi mengatakan, prestasi Hasto tersebut layak menjadi inspirasi bagi para kader PDI Perjuangan dan kalangan generasi muda di Surabaya. Kegigihan dalam menuntut ilmu, meski di tengah kesibukan yang segudang, patut menjadi teladan.

“Inspirasinya adalah bagaimana kita menjadi pembelajar sepanjang hayat. Tentu Pak Hasto mendapat spirit untuk terus belajar ini dari Bung Karno dan Ibu Megawati Soekarnoputri yang juga dikenal tak pernah lelah belajar dan selalu adaptif dengan perkembangan zaman,” papar Adi yang juga ketua DPRD Surabaya.

Adi menambahkan, inspirasi untuk terus belajar juga bisa dimaknai tidak hanya secara formal, tapi juga dari berbagai proses serta dinamika kehidupan. “Pada hakikatnya, manusia harus terus belajar selama hayat masih dikandung badan,” ujarnya.

Adi juga mengungkapkan apresiasinya kepada Hasto yang mampu menautkan proses kehidupan politik yang dilakoninya dengan sebuah kajian akademik yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sebagai politisi, Hasto setiap hari bergelut dengan beragam dinamika kehidupan bermasyarakat. Salah satunya soal aspek pertahanan negara.

“Yang kemudian menjadi sangat menarik adalah Pak Hasto tidak pernah tercerabut dari akarnya sebagai seorang Soekarnois. Pemikiran geopolitik Bung Karno itulah yang melandasi studinya soal pertahanan negara, di mana pertahanan dimaknai bukan sebagai rencana destruktif, bukan soal perang, yang non-ekspansionis, tetapi sebagai sebuah kesadaran menuju tata dunia baru yang lebih berkeadilan dan mengedepankan paras kemanusiaan,” ujar Adi. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *