TRENGGALEK (Suarapubliknews) ~ Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak memanfaatkan momentum Hari Raya Idul Fitri 1444 H untuk beramah tamah dengan warga sekitar kediaman di Jalan Wachid Hasyim Kabupaten Trenggalek. Sabtu (29/4).
Pada H+ 7 lebaran tahun ini atau tepatnya lebih familiar dengan sebutan lebaran ketupat ini menjadi waktu yang dipilih Emil Dardak sapaan akrabnya bersama dengan istri tercinta Arumi Bachsin Elestianto Dardak untuk menyapa dan beramah tamah dengan masyarakat disekitar rumah asal keluarga besarnya.
“Rasanya niki gak marem kalau gak bersilaturahmi dengan panjengan semua sedulur kulo saking Trenggalek. Momen Kupatan inilah yang kemudian juga sekaligus ingin bersapa dengan warga disekitar rumah keluarga kami diwilayah kelurahan Ngantru Kecamatan Trenggalek.Alhamdulillah tadi bisa ketemu dengan warga, kita bisa silaturahmi, dan ada pesan dari keluarga besar Bani Dardak harus terus kita jaga silaturahmi walaupun sudah menyebar kemana-mana cucunya. Tetapi tetap Trenggalek menjadi rumah besar kami,” katanya
Di sela-sela ramah tamah dengan warga, mantan Bupati Trenggalek ini juga menyampaikan beberapa hal yang menjadi konsen atau PR Pemerintah Jawa Timur dalam menyeleaaikan permasalahan pembangunan di Jatim.
Ia mengatakan bahwa masalah pertama yang harus diatasi adalah kemiskinan. Ia mengaku dampak dari covid menyebabkan kemiskinan dan pengangguran baik di Jawa Timur maupun Indonesia meningkat. Dan Pemprov Jatim sendiri telah melakukan usaha semaksimal mungkin untuk menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran.
“Karena Covid baik Jawa Timur maupun Indonesia itu kemiskinannya meningkat, penganggurannya meningkat, nah ini lagi kita turunkan. Alhamdulillah kalau dihitung dari puncaknya kemiskinan niku munggah dan kemudian turun, Jawa Timur ini salah satu provinsi yang penurunan kemiskinan itu paling baik se Indonesia,” ungkapnya.
Kemudian, Wagub Emil Dardak menyebut terkait permasalahan Stunting juga menjadi PR Pemerintah Provinsi. Ia berpesan bahwa stunting menjadi hal yang harus diselesaikan bersama, karena pencegahanya harus dimulai dari sejak fase remaja putri sampai masa kehamilan.
“Stunting itu anaknya tidak bisa tumbuh tinggi, karena sejak hamil ibunya ini jarang memeriksakan kehamilan, kurang asupan, kurang higienis pola hidupnya. Juga jangan sampai menikah terlalu dini dan angka kematian ibu coba kita tekan. Nah ini PR dan tugas kita bersama-sama,” tegasnya.
Di akhir, karena masih dalam suasana lebaran, Wagub Emil menyampaikan permohonan maaf lahir dan bathin jika selama masih jadi Bupati Trenggalek dulu sampai sekarang Wakil Gubernur Jawa Timur ada kesalahan yang pernah dilakukannya. Ia pun berkesempatan membagikan paket sembako dan THR kepada masyarakat yang hadir.
“Niki taseh bulan Syawal, suasana kita masih suasa lebaran, Kulo bersama mbak Arumi ngaturaken sedoyo kelepatan minal aidzin wal Faidzin mohon maaf lahir dan bathin,” tutupnya.
Pada momen kesempatan tersebut, Arumi Bachsin yang juga istri tercinta Wagub Emil mengatakan kerinduannya terhadap Trenggalek, baik masyarakatnya maupun masakannya. Karena sudah lama tidak mengunjungi Kabupaten Trenggalek tercinta.
“Pindang daging Trenggalek, ayam bumbu rujak, ayam lodho, pecelnya. Karena pecelnya Trenggalek beda dengan yang lain, trus sompilnya udah kebayang bayang dari tadi malam. Pokoknya hari ini udah diniatin tidak melihat timbangan,” urainya, saat ditanya awak media tentang yang paling dirindukan dari Trenggalek.
Selain beramah tamah dengan masyarakat, Wagub Emil beserta istri meluangkan waktu secara khusus untuk berziarah ke makam kakeknya H. Moch Dardak dan neneknya Hj. Siti Mardiyah di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kelurahan Ngantru Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek. (q cok, tama dini)