Jatim RayaPemerintahan

Wagub Emil Apresiasi Peresmian 12 Galeri BEI

195
×

Wagub Emil Apresiasi Peresmian 12 Galeri BEI

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengapresiasi peresmian 12 galeri investasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pencanangan program literasi dan inklusi pasar modal, serta peluncuran platform investasi untuk rekan-rekan disabilitas di Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Jatim, Senin, (19/6).

Dalam sambutannya, Wagub Emil mengatakan bahwa dengan diresmikannya 12 galeri investasi BEI ini diharapkan akan semakin meningkatkan investasi dan pasar modal di Jatim. Hal ini karena dari laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jatim regional IV, Provinsi Jatim termasuk provinsi tertinggi dalam berinvestasi meliputi Kota Surabaya, Kota Malang dan Kabupaten Sidoarjo sebanyak 41 persen. “Bahkan dari 790 galeri BEI di seluruh Indonesia, sebanyak 86 ada di Jawa Timur. Jatim memiliki jumlah galeri terbanyak. Terima kasih atas dukungannya,” katanya.

Wagub Emil berharap, hadirnya galeri BEI di Surabaya akan diikuti dengan program literasi dan inklusi pasar modal bagi masyarakat termasuk penyandang disabilitas, utamanya penyandang disabilitas Tuli. Hal ini karena banyak yang memiliki produk keuangan, tetapi tidak memahami investasi karena literasinya rendah dan ini berbahaya. Oleh karena itu pentingnya literasi salah satunya melalui kehadiran galeri investasi.

“Indeks literasi dan inklusi keuangan Jatim secara prosentase cukup baik. Di tahun 2022 sebesar 55,32 persen dan ada kenaikan yang signifikan secara konsisten dari 2016 sampai 2022. Begitu pula inklusinya dari 73,2 di tahun 2016 menjadi 92,99% di tahun 2022. Namun perlu dilakukan literasi secara berkesinambungan melalui kerjasama dengan berbagai stakeholder terkait,” ungkapnya.

Peran kerjasama dengan berbagai elemen, sudah dilakukan BEI dengan melibatkan perguruan tinggi hingga komunitas-komunitas termasuk komunitas disabilitas. Khusus galeri investasi untuk penyandang disabilitas, Wagub Emil meminta ada program yang ramah bagi difabel. “Kalau bisa program untuk ramah difabel yang kemudian diintegrasikan di galeri investasi,” tuturnya.

Lebih lanjut Wagub Emil mengatakan, mereka yang bekerja di galeri investasi harus dapat memberikan pemahaman risiko kepada masyarakat. Tujuannya, agar mereka tidak terjebak investasi bodong. “Saya berharap banyak yang mulai main ke instrumen equity. Cuma itu tadi harus hati-hati agar tidak terjebak dalam investasi bodong,” ucapnya.

Tidak hanya itu, yang tidak kalah penting setelah investasi, adalah perlunya time horizon yang jelas. Yakni panjang total waktu yang diperkirakan akan dipegang oleh investor untuk menetapkan horizon waktu investasi apapun. Biasanya ada kaitannya dengan tujuan dan maksud investor.

“Literasi investasi bagi masyarakat harus dicari kurikulumnya karena tidak mungkin semua punya pemahaman finance. Kata kunci yang paling sederhana adalah jangan meletakkan telur di satu keranjang, karena ketika jatuh akan pecah semua,” jelasnya.

Provinsi Jatim menempati peringkat kedua dalam demografi total Securites Undustry Essentials Examination (SID) dengan jumlah peserta sebesar 1.420.145. Tingginya SID di Jatim menunjukkan bahwa masyarakat Jatim memiliki kesadaran dan pemahaman yang lebih tentang prinsip-prinsip dasar industri. “Dengan demikian akan berdampak positif dalam memanfaatkan produk dan layanan keuangan seperti investasi, tabungan dan asuransi,” urainya.

Sementara itu terkait pertumbuhan pasar modal di Jatim, kepemilikan saham dan trasaksi saham di Jatim, masih terbilang stabil. Meskipun pada akhir tahun 2022 mengalami kontraksi yang disebabkan sentiment negative ketidakpastian ekonomi global, sehingga investor mengalami peralihan kepada investasi safe heaven berupa logam mulia. “Kepemilikan saham desember 2022 y-o-y Rp 87,7 triliun sedangkan nilai transaksi saham desember 2022 y-o-y senilai Rp 23,2 triliun,” jelasnya. Di akhir, Wagub Emil mengatakan bahwa perkembangan pasar modal di Jatim salah satunya terlihat dari jumlah emiten atau pihak utama yang menerbitkan saham di Jatim. Dimana hingga akhir tahun 2022 tercatat sebanyak 47 emiten di pasar modal Jatim. Dirinya pun berharap, seluruh elemen turut serta menggairahkan kapitalisasi pasar untuk emiten-emiten Jawa Timur.

“Ayo kita dukung emiten Jawa Timur bersama-sama dengan harapan bagaimana supaya semakin banyak dan ada emiten-emiten yang levelnya UMKM yang menggunakan fintech,” pungkasnya.

Sementara itu, Direktur Bursa Efek Indonesia Jeffrey Hendrik mengatakan, dari kerjasama ini, ribuan orang yang tergabung dalam kelompok diberikan wawasan literasi dan inklusi sehingga mereka mengetahui produk pasar modal dan investor pasar modal.

“Termasuk juga meluncurkan aplikasi pembelajaran pasar modal bagi rekan-rekan disabilitas. Tujuannya supaya mereka benar-benar inklusif di bidang investasi serta meningkatkan literasi dan inklusi pasar modal,” jelasnya.

Saat ini, lanjutnya, pertumbuhan pasar modal mencatatkan 867 perusahaan dan bursa efek terbesar di kawasan ASEAN. Tetapi sebanyak 5,1 persen masyarakat baru menikmati pertumbuhan pasar modal.

“Jumlah ini masih belum mencapai target. Sebab, seharusnya pertumbuhan pasar dinikmati sebanyak-banyaknya oleh masyarakat Indonesia. Ke depan, kami akan terus melakukan kegiatan literasi dan inklusi agar lebih banyak masyarakat menikmati potensi pertumbuhan pasar modal. Nantinya juga bisa dikampanyekan terkait investor saham di Jatim,” tutupnya. (q cok, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *