SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono mengajak pelajar memiliki literasi keuangan dan tabungan sejak dini. Pasalnya, perencanaan keuangan yang baik bagi para pelajar merupakan hal yang penting. Ajakan tersebut disampaikannya dalam Puncak Kreasi Bangkit 2023 Hari Indonesia Menabung di Kantor Regional 4 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jatim, Senin (4/9).
Adhy mengatakan perencanaan keuangan yang baik ini dimulai dari pemahaman literasi keuangan dan menabung dalam simpanan pelajar. Salah satu caranya yaitu menggencarkan program-program untuk meningkatkan pendidikan dan literasi keuangan di Jatim. Sehingga para pelajar di Jatim memiliki persiapan finansial yang baik.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat literasi keuangan Jatim mengalami peningkatan dari 3 tahun terakhir, di mana saat ini telah mencapai angka 55,32%. Jumlah ini masih perlu ditingkatkan khususnya dari kelompok pelajar.
“Tingkat literasi ini memang meningkat, meskipun di angka 55,32%. Kita masih perlu meningkatkannya. Sekarang semuanya sudah bankable, sudah selayaknya kita mendorong pendidikan keuangan dan literasi di Jatim, terutama bagi pelajar. Dengan itu, bersama-sama, kita bisa membentuk masyarakat yang lebih kuat secara finansial dan sejak dini lebih siap menghadapi masa depan melalui simpanan pelajar,” ungkapnya.
Adhy pun mendukung terobosan-terobosan di bidang teknologi yang memberikan kemudahan akses bagi pelajar untuk menabung. Seperti tabungan digital yang bisa diakses melalui m-banking. Ini juga berlaku bagi produk keuangan digital lainnya, mengingat penggunaan uang elektronik yang semakin masif. Menabung adalah kunci membentuk masa depan keuangan yang kuat dan sejahtera.
“Kita bisa memiliki dana darurat di masa krisis, dan untuk kebutuhan jangka panjang seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, bahkan pensiun. Menabung ini juga melindungi nilai uang kita dari inflasi. Mengingat semua bisa bankable, elektronifikasi sudah masif, masyarakat kita akan mulai meninggalkan uang tunai. Karenanya produk-produk keuangan digital menjadi penting,” katanya.
Bukan hanya soal literasi dan digitalisasi keuangan, ia pun mengimbau Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) untuk senantiasa memberikan informasi terpercaya seputar keuangan digital agar masyarakat terhindar dari produk keuangan ilegal. Seperti pinjaman-pinjaman online yang tidak terdaftar dalam OJK.
“Oleh karena itu, kemudahan teknologi di masyarakat dalam mengakses produk keuangan harus kita jaga bersama dengan berbagai kolaborasi melalui wadah TPAKD guna memberikan informasi produk keuangan yang kredibel agar masyarakat terhindar dari produk keuangan yang illegal dan merugikan,” imbaunya.
Selain menabung, Adhy pun mengajak agar kedepannya produk-produk keuangan digital dapat dimanfaatkan untuk investasi jangka panjang. “Menabung saja tidak cukup. kita juga perlu berinvestasi secara cerdas dan bijak di lembaga jasa keuangan formal yang terpercaya dan terdaftar di OJK. dengan berinvestasi, kita dapat mengembangkan aset kita dan mendapatkan penghasilan tambahan yang dapat meningkatkan kesejahteraan kita,” ajaknya.
Di akhir, ia menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak yang telah mendukung program-program pendidikan dan literasi keuangan. “Kami ingin semua pihak bisa merealisasikan agar pelajar bisa memiliki tabungan pelajar, supaya Jatim menjadi lebih kuat dan semakin maju,” tutupnya.
Kepala OJK Regional 4 Jatim Giri Tri Broto menyebutkan bahwa tabungan simpanan pelajar dan literasi keuangan menjadi kunci bagi kesejahteraan generasi muda kelak. “Simpanan pelajar dan literasi keuangan ini menjadi real power bagi generasi muda untuk menyiapkan masa depan mereka. Karenanya kita dari OJK harus turut mendukung hal ini dengan produk-produk keuangan yang mudah akses dan efisien,” ujarnya.Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Jawa Timur (Jatim Dalam Angka Tahun 2023) jumlah pelajar di Jawa Timur mencapai 8,1 juta orang atau 19,52% dari jumlah penduduk di Jawa Timur. Angka tersebut merupakan potensi yang cukup besar dalam mendukung pencapaian target inklusi keuangan yang telah ditetapkan Pemerintah yaitu 90% di tahun 2024.
Sementara itu, berdasarkan Laporan Perkembangan Simpanan Pelajar Semester I Tahun 2023, di Jawa Timur telah terdapat 6,9 juta rekening pelajar dengan nominal simpanan 3,4 triliun. Program KEJAR di Jawa Timur telah difasilitasi oleh lebih dari 50 Bank, terdapat tiga bank yang menerima penghargaan atas pembuatan rekenin Simpanan Pelajar terbanyak. Di antaranya BPR Jatim dengan 4.551 rekening, BRI Kanwil Surabaya dengan 17.312 rekening, dan BPD Jatim dengan 79.242 rekening. (q cok, tama dini)