SURABAYA (Suarapubliknews) – Sebuah pekerjaan itu tidak harus dilakukan di dalam ruangan. Namun bisa pula dilakukan di lapangan atau ruang terbuka. Pun demikian dengan proses belajar dan mengajar juga dapat dilakukan di luar ruangan kelas.
Demikian disampaikan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi usai mengikuti Senam Sehat bersama ratusan Kepala Sekolah Negeri dan Swasta se Kota Pahlawan, Sabtu (9/9/2023). Senam yang juga diikuti Bunda PAUD Kota Surabaya Rini Indriyani tersebut, berlangsung di kawasan Kebun Raya Mangrove Gunung Anyar.
“Jadi sebenarnya kan bekerja tidak harus di dalam ruangan. Seperti di sini (Mangrove Gunung Anyar), senam tadi juga ada yang ngobrol terkait pekerjaan dan sebagainya, jadi lebih enak,” kata Wali Kota Eri Cahyadi.
Menurut dia, pola bekerja di luar ruangan sebenarnya sudah diterapkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Seperti di antaranya, pemkot tidak hanya membuka pelayanan administrasi kependudukan di kantor kelurahan tapi juga Balai RW.
“Sekarang di sekolah juga bisa begitu. Kenapa (tenaga pendidik) harus rapat di tempat yang formal, kan enak seperti di sini (Mangrove Gunung Anyar) dan kekeluargaannya itu juga lebih dekat,” ujar Wali Kota Eri.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh menyampaikan, bahwa senam sehat yang dikemas santai ini juga untuk menggugah rasa kekeluargaan antar sekolah negeri dan swasta. “Jadi ini bagus untuk ke depan teman-teman guru, teman-teman kepala sekolah, bisa ada suatu sinergitas di Surabaya,” kata Yusuf.
Di samping itu, Yusuf menyebut, para guru atau kepala sekolah juga perlu melakukan improvisasi outing class. Karena itu, melalui senam sehat ini para guru juga diharapkan mendapat inspirasi dari alam untuk dapat diimprovisasi ke dalam metode pembelajaran.
“Teman-teman guru, kepala sekolah perlu outing class di lapangan, nanti bisa improvisasi menyampaikan ke anak-anak. Mungkin improvisasi dari tanaman, nalar kritisnya bagaimana. Juga pinggir sungai itu arusnya bagaimana,” terang dia
Yusuf menyatakan, bahwa improvisasi itu bisa muncul apabila para guru tidak hanya berada di dalam ruang kelas. Hal ini juga linier dengan kurikulum Merdeka Belajar bagaimana menerapkan metode pembelajaran di lapangan.
“Jadi ini juga bagian dari Kurikulum Merdeka. Jadi anak nanti itu bagaimana melakukan, melaksanakan dan mengalami. Kalau itu sudah, maka akan bernalar kritis dan di situ muncul kreatifitas. Kalau kreativitas tidak mampu sendiri, ada gotong-royong,” paparnya.
Di waktu yang sama, Koordinator Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Swasta Kota Surabaya, Erwin Darmogo menambahkan, bahwa semangat dari kurikulum merdeka sendiri bagaimana proses pembelajaran itu bisa dilakukan di mana saja.
“Termasuk hari ini, acara walaupun dikemas dengan santai, ini kan sambil mengenalkan salah satu wisata Surabaya yang baru. Dimana anak-anak bisa belajar tentang potensi wisata di Surabaya, kemudian bisa belajar tentang tanaman,” kata Erwin Darmogo.
Oleh sebab itu, pihaknya mendukung penuh metode pembelajaran outing class di Kota Surabaya. Menurut dia, paling tidak kegiatan seperti ini juga dapat menjadi sumber inspirasi bagi para guru.
“Untuk bisa memodifikasi pembelajarannya dengan pembelajaran berdasarkan potensi yang ada kekhasan di suatu daerah, khususnya Kota Surabaya. Jadi, MKKS sangat mendukung sekali,” pungkasnya. (Q cox)