Jatim RayaNasionalPemerintahanPeristiwa

Kenalkan Batik Dodot Iro Tuban Di Misi Dagang dan Investasi Jatim-Banten

130
×

Kenalkan Batik Dodot Iro Tuban Di Misi Dagang dan Investasi Jatim-Banten

Sebarkan artikel ini

SERANG-BANTEN (Suarapubliknews) ~ Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga turut mengenalkan keindahan batik khas Jawa Timur. Melalui seni pertunjukan batik bertemakan Wastra Batik, para model memamerkan keindahan batik Dodot Iro khas Kabupaten Tuban.

Batik ini memang cukup kaku dan tebal ketika dilihat kasat mata. Namun ketika digunakan batik ini akan terasa sangat dingin karena terbuat dari 100 persen kapas coklat asli. “Saya kurang tahu di Indonesia, di mana lagi bisa ditemukan kapas coklat ini selain di Tuban. Tapi tanaman ini sangat mudah ditanam, bahkan bisa tumbuh di polybag dan tiga bulan sudah bisa dipetik dan kemudian dipintal menjadi benang untuk kemudian di tenun,” ungkapnya.

Proses pembuatan batiknya pun cukup membuat terkesima. Gubernur Khofifah menuturkan bahwa para anak-anak muda di Desa Margorejo dan Desa Kedungrejo Kecamatan Kerek tidak lagi membuat batik dengan lukisan tetap. Melainkan mereka melukis sesuai imajinasi yang mereka miliki saat itu.

“Jadi batik yang diperagakan secara cantik oleh Raka Raki Jawa Timur ini bukan sembarang batik. Karena nilai sejarah batik Tuban ternyata lebih tua dari batik Majapahit. Batik Majapahit adalah referensi dari Batik Solo dan Jogja. Pun penggunaan warnanya masih alami seperti indigo, kayu dan lain sebagainya. Inilah yang menjadikan nilai keunggulan komparatif dan kompetitif bagi Jawa Timur khususnya Tuban,” jelasnya

Sementara itu, Pj. Gubernur Banten Al Muktabar menyampaikan bahwa misi dagang ini adalah momen bersejarah bagi Provinsi Banten. Menurutnya, melalui misi dagang dan investasi maka akan menciptakan hubungan ekonomi yang baik serta menciptakan harmoni. Al Muktabar memaparkan, pada Triwulan I 2023 target pertumbuhan ekonomi sudah hampir tercapai. Bahkan, dalam bidang investasi di Banten capaiannya mencapai lebih dari 100 persen.

“Sehingga saya harapkan momen ini bisa menjadi peluang kerja sama yang bisa kita sinergikan. Seperti di Banten harga stok bawang merah cukup mahal. Saya lihat di booth ada bawang merah dari Jatim dijajakan. Saya harap ini bisa jadi peluang harmonisasi ekonomi. Terima kasih telah memilih Banten sebagai lokasi penyelenggaraan misi dagang. Semoga dengan menilik kembali sejarah Anyer-Panarukan, mengingatkan kita semangat konektivitas bisa menjaga stabilitas antar daerah,” pungkasnya. (q cok, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *