SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timu (KPw BI Jatim) memproyeksikan kebutuhan uang di momen Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru) mencapai Rp11,30 triliun.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jatim, Doddy Zulverdi mengatakan, proyeksi outflow jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 berjumlah sebesar Rp11,30 triliun atau 99,8% (YtY) menurun dibanding realisasi outflow 2022 sebesar Rp11,33 triliun. “Pemenuhan Kebutuhan uang Nataru 2023 di Jatim diperkirakan mencapai Rp11,30 triliun,” ujarnya
Ia menjelaskan, strategi pemenuhan kebutuhan perbankan dan masyarakat pada momen Nataru 2023 antara lain, dilakukan dengan pengiriman uang secara front loading kepada Satker kas di Jatim diantaranya, KpwBI Malang, Kediri, dan Jember.
Selain itu, BI mendorong perbankan memberikan layanan penarikan/penukaran uang kepada masyarakat, serta memastikan mesin ATM/CRM terisi dan beroperasi dengan baik. “Inflow KpwBI Jatim pada bulan November 2023 berjumlah sebesar Rp5,4 triliun, menurun 24,6% (mtm) dan -6,2% (yoy),” terangnya.
Doddy Zulverdi menambahkan, sedangkan outflow bulan November 2023 mencapai Rp8,2 triliun alami kenaikan 85,7% (mtm), namun secara year on year (yoy) turun sebesar 3,3% Disisi lain, untuk penggunaan pemanfaatan transaksi melalui QRIS di Jatim terus alami trend kenaikan dengan ditandai naiknya jumlah merchant.
Jumlah merchant QRIS di Jatim selama Oktober 2023, sebanyak 3,35 juta merchant atau naik 41,35% (yoy) dibanding Oktober 2022. Merchant QRIS tersebar didominasi oleh merchant UMKM.
Ia menambahkan, posisi pengguna QRIS di Jatim bulan Oktober 2023 sebanyak 5,96 juta, tumbuh 56,33% secara year on year dibanding Oktober 2022. “Volume transaksi QRIS di Jatim di Oktober 2023 masing-masing sebesar Rp2,82 triliun naik 330% year on year, dan 25,38 juta transaksi atau naik 215% secara year on year,” pungkasnya. (q cok, tama dini)