PemerintahanPolitik

KPU Surabaya Sosialisasi Pemilu 2024 kepada Penghuni Liponsos Keputih

132
×

KPU Surabaya Sosialisasi Pemilu 2024 kepada Penghuni Liponsos Keputih

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews)- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya menggelar sosialisasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 kepada penghuni di Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Keputih, Selasa (19/12/2023). Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan partisipasi pemilih, khususnya kepada para penghuni Liponsos Keputih.

Divisi Perencanaan, Data, dan Informasi, KPU Kota Surabaya, Naafilah Astri Swarist menyebutkan bahwa ada beberapa materi yang disampaikannya dalam kegiatan sosialisasi tersebut. Secara umum, materi itu berkaitan dengan teknis pelaksanaan Pemilu 2024.

“Jadi tadi yang saya paparkan, tentang jumlah peserta Pemilu dari partai politik, dari pasangan calon presiden dan wakil presiden maupun jumlah DPD di Jawa Timur. Termasuk bagaimana mencoblos supaya nanti sah,” kata Naafilah Astri ditemui di Liponsos Keputih Surabaya.

Pihaknya memastikan, akan memberikan pelayanan sama dengan masyarakat umum kepada para penghuni Liponsos Keputih. Sebab, Pemilu 2024 bersifat inklusif. Artinya, melibatkan semua pihak yang sudah memenuhi syarat sebagai pemilih. “Prinsipnya kami akan melakukan pelayanan yang sama,” ujarnya.

Menurutnya, Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Liponsos Keputih Surabaya didominasi oleh disabilitas intelektual dan mental. Karenanya, dibutuhkan petugas khusus dari Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) untuk mendampingi mereka.

Makanya, pihaknya berharap nantinya petugas KPPS di Liponsos Keputih dapat berasal dari para pekerja dari setempat. Sementara itu, saat ini KPU masih membuka pendaftaran petugas KPPS hingga tanggal 20 Desember 2023.

“Dari petugas yang memang bekerja di sini harapan kami, sehingga nanti pelayanan maksimal. Karena yang paham untuk penanganan terhadap pemilih di Liponsos berbeda dengan TPS Reguler lainnya,” sebutnya.

Selain itu, Naafilah juga memaparkan bahwa terdapat dua jenis TPS yang akan disiapkan di Liponsos Keputih Surabaya. Keduanya adalah TPS Reguler dan TPS Lokasi Khusus (Loksus).

“DPT Liponsos kalau untuk TPS Reguler, jumlahnya sekitar 290 an, karena paling banyak kan 300 pemilih (DPT) per TPS. Sedangkan untuk TPS Loksus sekitar 219,” paparnya.

Sosialisasi Pemilu yang digelar KPU Surabaya di Liponsos Keputih, mendapat antusias yang tinggi dari para penghuni. Apalagi, rencana pendirian TPS di Liponsos Keputih juga baru pertama kali dilaksanakan.

Oleh sebabnya, Naafilah menyatakan, bahwa tidak ada kendala dalam sosialisasi yang digelar KPU kepada penghuni Liponsos Keputih. Bahkan, kata dia, para penghuni tersebut paham akan informasi yang disampaikan terhadap teknis pelaksanaan Pemilu 2024.

“Secara umum sebenarnya mereka paham informasi yang saya berikan terkait dengan tanggal, jam pemilihan, jenis surat suara, jumlahnya. Sejauh ini mereka paham dan tanggap terhadap informasi yang diberikan,” ungkap dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya, Anna Fajrihatin menjelaskan, bahwa jumlah penghuni yang masuk DPT TPS khusus Liponsos Keputih sebanyak 203 orang. TPS khusus ini disiapkan bagi para penghuni ber-KTP Surabaya yang saat ini tinggal di Liponsos.

“Yang masuk DPT TPS khusus (Liponsos) sejumlah 203 (orang), tapi setelah kita update tinggal 182 (orang). Ada yang dipulangkan, ada yang ketemu keluarga dan lain-lain,” kata Anna.

Sedangkan untuk TPS Reguler, Anna memaparkan bahwa jumlah DPT yang masuk sebanyak 246 orang. Dari jumlah tersebut, terdiri dari disabilitas mental sebanyak 235 orang dan gelandangan 11 orang.

“Kalau TPS reguler adalah orang yang waktu itu tidak punya identitas, tahun 2022 direkam atas petunjuk dari Dirjen Kemendagri akhirnya diberikan KTP itu ada 246 orang. Nah, mereka otomatis orang yang ber-KTP alamat di Liponsos, Jalan Keputih Tegal No 32 Surabaya,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Liponsos Keputih Surabaya, Imam Muhaji menambahkan, bahwa jumlah DPT di TPS khusus maupun reguler Liponsos Keputih, bersifat dinamis atau bisa berubah.

“Karena bisa saja di saat kita data sekarang kondisinya bagus, habis itu ketemu keluarga, dokter jiwanya (bilang) sudah bagus dipulangkan. Atau ada masuk lagi, sudah bagus di luar, ternyata tidak minum obat, ngamuk-ngamuk lagi, coba kita bantu, masuk (Liponsos) lagi,” pungkasnya. (Q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *