SURABAYA (Suarapubliknews) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya meresmikan Rumah Potong Hewan (RPH) khusus babi di Banjarsugihan, Kecamatan Tandes, Jumat (23/2/2023). RPH khusus babi Banjarsugihan tersebut, merupakan relokasi dari Pegirian, Semampir, kawasan wisata religi Ampel Surabaya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengaku bersyukur, RPH khusus babi bisa dipindahkan dari kawasan Pegirian, Kecamatan Semampir. Ia berharap, dengan dipindahnya RPH ke Banjarsugihan, omzet Perusahaan Daerah (PD) RPH Surabaya semakin meningkat.
“Karena empat hari kita melakukan pemotongan dalam seminggu itu, per harinya 200 lebih. Dengan harapan ketika itu dipindahkan ke Banjarsugihan bisa lebih dari itu, karena tempatnya lebih besar dan nyaman,” kata Wali Kota Eri Cahyadi usai acara peresmian.
Menurut dia, RPH khusus babi di Banjarsugihan tempatnya lebih representatif dan nyaman. Lebih dari itu, lokasinya juga tidak seperti di Pegirian yang berdekatan dengan kawasan religi Sunan Ampel.
“Sehingga harapan pemkot dengan berdirinya RPH di Banjarsugihan ini, maka omzet dari RPH terkait semuanya itu akan bisa naik, terutama untuk (pemotongan) babi yang sudah dipindahkan,” ujarnya.
Selain rumah potong khusus babi, Wali Kota Eri mengungkapkan bahwa pihaknya juga berencana memindahkan RPH Pegirian. Rencananya, pemotongan sapi di Pegirian itu dipindahkan ke kawasan Tambak Osowilangun Surabaya.
“Insyaallah di bulan September, kita juga akan memindahkan terkait dengan pemotongan sapi di tempat baru, yaitu di Tambak Osowilangun. Dengan dua tempat berbeda itu, maka saya berharapnya (omzet) bisa naik,” tuturnya.
Wali Kota Eri berharap, keberadaan RPH khusus babi di Banjarsugihan bisa berdampak terhadap meningkatnya ekonomi warga sekitar. Bahkan, ia secara khusus telah meminta manajemen PD RPH Surabaya untuk melibatkan warga setempat.
“Sudah ada sekitar tujuh warga bekerja di sini, sehingga terus akan bertambah ketika jumlah babinya juga bertambah. Karena semakin banyak yang dipotong, semakin banyak kita membutuhkan tenaga. Nantinya tenaga itu kita fokuskan di warga sekitar,” jelasnya.
Selain RPH khusus babi, di tempat dan lokasi yang sama, Wali Kota Eri sekaligus meresmikan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) 3R (Reduce, Reuse dan Recycle). Saat ini TPS 3R Banjarsugihan mampu mengolah 3 ton sampah per hari. Namun ke depan ditargetkan dapat mengolah sampah hingga 10 ton per hari seperti di TPS 3R Jambangan.
Sementara itu, Direktur Utama PD RPH Kota Surabaya, Fajar Arifianto Isnugroho menyatakan bahwa setelah RPH khusus babi direlokasi dari Pegirian ke Banjarsugihan, pihaknya langsung melakukan uji coba pemotongan.
“Jadi kami sudah menetapkan masa uji coba, mulai hari Senin pekan lalu, sampai dengan Sabtu ini. Karena ini evaluasi kami sudah berjalan dengan normal, berjalan baik, adaptasi peralatan atau lainnya itu normal, karena proses penyesuaian,” kata Fajar.
Ia juga menjelaskan bahwa setiap malam, RPH khusus babi Banjarsugihan melakukan pemotongan sekitar 200 ekor. Pemotongan babi di RPH Banjarsugihan dilakukan seminggu empat kali. “Per hari itu sekitar 200an per malam. Karena ini sekarang motongnya masih seminggu empat hari, maka jumlahnya seperti itu,” ujarnya.
Akan tetapi, Fajar memastikan akan terus berupaya untuk menambah kuantitas pemotongan babi di RPH Banjarsugihan. Meski, kata dia, peralatan potong di RPH Banjarsugihan masih menggunakan alat tradisional.
“Tantangan dari Pak Wali, kalau bisa per malam potong 500 (ekor), maka akan ada modernisasi peralatan alat potongnya. Kita kan sementara masih tradisional, masih sama dengan Pegirian. Jadi tempatnya baru, tapi peralatan masih lama,” kata dia.
Selain itu, Fajar menyebut, RPH khusus babi Banjarsugihan telah dilengkapi IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dengan teknologi baru dan sangat representatif. Hal ini berbeda dengan di Pegirian yang masih dinilainya terbatas.
“Yang sekarang besar, kalau Pegirian sangat terbatas. Ini harapannya Pak Wali, kalau IPAL gede (besar), pemotongan meningkat, kita tidak akan repot lagi,” pungkas dia. (Q cox)