Peristiwa

Film Horor Sinden Gaib, Ajarkan Pentingnya Menghormati Kepercayaan Lokal

790
×

Film Horor Sinden Gaib, Ajarkan Pentingnya Menghormati Kepercayaan Lokal

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Film horor “Sinden Gaib” yang ditayangkan di bioskop Indonesia mulai 22 Februari 2024 menyita perhatian publik. Film yang berdasarkan kisah nyata dari Trenggalek ini menunjukkan pentingnya menjalankan prinsip para pencinta alam saat bertandang ke suatu tempat.

“Sinden Gaib” garapan Sutradara Faozan Rizal dibuat berdasarkan kisah nyata tentang seorang perempuan yang dirasuki oleh makhluk gaib di Jawa Timur. Film ini berkisah saat Ayu dan sejumlah temannya, melakukan syuting dokumenter tarian Turonggo Yakso di Watu Kandang, Trenggalek, Jawa Timur.

Dalam film itu, penyanyi Sara Fajira berperan sebagai Ayu dan Yuyun Arfah didapuk menjadi Mbah Sarinten, makhluk gaib yang merasuki tubuh Ayu. Film ini juga memberikan pengalaman mistis, lewat lagu-lagu sinden dengan sentuhan Banyuwangi, yang dinyanyikan Sara Fajira, selaku pemeran Ayu.

“Ini adalah pengalaman yang sangat kompleks bagiku. Selain berakting, aku juga harus menyinden dengan langgam Banyuwangi. Lewat alunan nyinden itu, penonton akan melihat sosok mbah Sarinten yang merasuki Ayu,” ungkapnya.

Dikisahkan salah satu teman Ayu mengambil batu di lokasi syuting. Tindakan ceroboh itu kemudian menimbulkan teror yang mengancam keselamatan orang lain. Ayu dirasuki makhluk gaib dan terpaksa hidup dengan kondisi yang demikian karena aksi tersebut.

Tak sedikit paranormal yang didatangkan untuk mengatasi gangguan makhluk gaib yang dialami oleh Ayu, tetapi upaya itu belum membuahkan hasil. Kejadian yang menimpa Ayu menunjukkan pentingnya menghormati adat istiadat, budaya, dan kepercayaan di tempat yang dikunjungi.

Ayu (tokoh asli dalam film Sinden Gaib) mengatakan, film ini dibuat berdasarkan kisah nyata yang ia alami, saat membuat film dokumenter tentang tarian Turonggo Yakso pada 2010 silam. “Film ini berdasarkan kisah nyata yang memang saya alami pada waktu itu. Walaupun ada sedikit perubahan pada filmnya. Tetapi dari menit awal hingga akhir, tetap mengingatkan saya pada kejadian itu,” tuturnya.

Wakil Walikota Surabaya Armudji yang turut hadir dalam nobar menyatakan pentingnya menghormati apa yang menjadi budaya atau kepercayaan lokal. “Ini mengajarkan pada kita, agar tidak berbuat sembarangan saat berada di sebuah wilayah baru. Kita harus menghormati adat istiadat, budaya atau kepercayaan masyarakat lokal,” ungkapnya

Istri Bupati Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Novita Hardini, yang turut bermain dalam film ‘Sinden Gaib’ mengungkapkan, proses syuting film dilakukan di lokasi asli di mana cerita itu terjadi. Yakni di Watu Kandang, Desa Pandean, Kecamatan Dongko, Trenggalek.

Novita berperan sebagai guru BP di SMA tempat Ayu bersekolah. “Proses (film) ini tidak terjadi begitu saja, butuh waktu tiga tahun, mulai dari meminta izin, mengemas dalam sebuah story sampai proses syutingnya. Saya berharap melalui film ini masyarakat menghormati tidak hanya aturan namun juga makhluk lain yang tidak terlihat,” katanya. (q cox, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *