SURABAYA (Suarapubliknews) – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur (KPw BI Jatim) bersama pemerintah kota Surabaya kembali menggelar Java Coffee Culture (JCC) dan mengusung agenda bertema Festival Peneleh sebagai salah satu ikon wisata bersejarah di kota metropolitan.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Bandoe Widiarto mengatakan dua event tersebut diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi secara inklusif melalui wisata dan kopi.
Kopi sendiri merupakan salah satu komoditas pendukung ekspor dan paling banyak diproduksi di Jawa khususnya Jatim. Biji hitam itu bahkan telah menjadi bagian gaya hidup. Banyak kedai kopi bertebaran di Indonesia.
Ia berharap JCC dapat meningkatkan daya saing ekspor kopi dengan mendorong kualitas dan kuantitas untuk mengakomodir permintaan buyer. “Tiga hal ini sering menjadi tantangan dalam memenuhi kebutuhan ekspor,” katanya
Bank Indonesia Jatim terlibat dalam tiga pilar sebagai upaya mendorong pertumbuhan komoditas kopi. Pilar korporitasi agar produsen kopi memiliki badan hukum. Pilar kedua adalah peningkatan kapasitas (technical assistant) dan pilar ketiga adalah pembiayaan berupa mediasi antara produsen dan lembaga pembiayaan (business matching).
Bandoe memastikan Bank Indonesia Jatim akan mendorong secara teknis agar lembaga pembiayaan dapat mendukung para produsen kopi di Jatim. Kemudian juga inovasi dari segi pemasaran secara digital.
Sementara dalam business matching sebagai roh dari JCC akan mempertemukan agregator dan potensial buyer. Hadir juga KPW luar negeri yang akan membantu UMKM menjual produknya ke luar negeri. “Target kami Rp16 milliar transaksi dalam JCC tahun ini,” ungkapnya.
Ia berharap produsen kopi dapat bertransformasi ke arah digital sesuai kebutuhan zaman. Serta meningkatkan kualitas dari kopi asal menjadi kopi speciality untuk mendongkrak nilai jual kopi itu sendiri. “Kopi merupakan satu komoditas yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi,” katanya.
Total ada 46 showcase produk kopi se-Jawa yang akan menampilkan produk kopi terbaik yang sudah dikurasi pada tanggal 7 Juli 2024. Tak hanya itu saja. Talkshow coffee talk meningkatkan pemahaman petani tentang rantai kopi menuju global sangat menarik untuk diikuti menggandeng agregator. “Ini nanti kita akan ada diskusi dan juga mengundang UMKM agar kopi Indonesia bisa bersaing di luar negeri,” tandasnya.
JCC tahun keempat ini mengusung tema “Sinergi dalam Secangkir Kopi, Mengupas Potensi Ekonomi dan Harmoni Bangsa”. Menariknya kegiatan ini akan berlangsung dari sepanjang Jalan Tunjungan hingga Kawasan Kota Lama.
Puncak acara berlangsung pada 7 Juli di Jalan Tunjungan Surabaya. Juga ada rangkaian acara Festival Peneleh. Meliputi lomba penerapan Sapta Pesona, mengajak warga untuk berkreasi melakukan pembenahan kampung.
“Pesertanya adalah masyarakat di kampong. Peserta bisa melihat tempat bersejarah di situ. Kemudian juga ada pasar rakyat dan hiburan rakyat, penjual dan pengunjung menggunakan pakaian zaman pergerakan nasional,” ucapnya. (q cox, Tama Dinie)