BisnisNasionalPeristiwa

Semen Hijau SIG Mengubah Industri Konstruksi dan Indonesia

410
×

Semen Hijau SIG Mengubah Industri Konstruksi dan Indonesia

Sebarkan artikel ini

JAKARTA (Suarapubliknews) ~ Pemerintah mendorong semua pihak untuk berinovasi mewujudkan prinsip-prinsip keberlanjutan di setiap aspek operasi, khususnya dalam mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang akan menjadi kota berkelanjutan pertama di Indonesia.

Inovasi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) melalui kehadiran semen hijau dan produk turunannya, dinilai menjadi terobosan penting menuju industri konstruksi yang berkelanjutan. Untuk mendorong ekonomi yang berkelanjutan, pemerintah pun fokus membangun IKN sebagai kota berkelanjutan pertama di Indonesia.

Hal ini sejalan dengan upaya merealisasikan target ekonomi Indonesia tahun 2045, yaitu pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan merata melalui akselerasi pembangunan kawasan Timur Indonesia, menekankan keberlanjutan pembangunan sebagai prinsip mewujudkan kota hemat energi, pemanfaatan energi terbarukan, dan rendah emisi karbon.

Sebagai Perusahaan BUMN, SIG telah menyediakan produk bahan bangunan yang lebih rendah karbon dan berbagai solusi berkelanjutan, yang dihasilkan dari inovasi dan proses produksi yang lebih ramah lingkungan.

Komitmen SIG ini melalui kehadiran produk semen hijau dan solusi-solusi berkelanjutan ini pun mendapatkan apresiasi dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan di Jakarta pada Jumat (9/8/2024).

Luhut mengatakan peran mewujudkan pembangunan berkelanjutan harus dilakukan semua kalangan, termasuk pelaku industri. Mengomentari proyek pembangunan di IKN, Ia menjelaskan bahwa untuk mendukung rancang kota berkelanjutan, banyak aspek yang harus dipertimbangkan termasuk pemilihan material yang mendukung desain kota berkelanjutan.

“Kita punya Perusahaan BUMN yang bergerak dalam industri bahan bangunan dan memiliki semen hijau atau semen ramah lingkungan seperti apa yang telah dilakukan oleh SIG. Ini langkah cerdas yang akan mengubah industri konstruksi dan Indonesia,” ujarnya.

Perlu dukungan dan komitmen Pemerintah agar bisa melahirkan inovasi-inovasi seperti yang telah dilakukan SIG. “Karena itu, saya sangat mendukung penggunaan semen hijau di proyek-proyek Pemerintah seperti di IKN, karena ini akan menjadi contoh bagi daerah-daerah lain untuk juga mulai membangun secara berkelanjutan dan mempercepat target nol emisi Indonesia,” katanya.

Luhut menambahkan inisiatif dekarbonisasi yang dilakukan SIG tersebut merupakan langkah konkret yang tak hanya mendukung pencapaian target Net Zero Emission yang dicanangkan Pemerintah, namun juga wujud nyata kepemimpinan emiten berkode saham SMGR ini sebagai industri strategis pendukung pembangunan Negara.

Luhut sendiri telah meresmikan fasilitas pengelolaan sampah perkotaan menjadi bahan bakar alternatif (refuse-derived fuel/RDF) yang pertama di Indonesia di Cilacap, Jawa Tengah pada tahun 2020 silam. Dari fasilitas tersebut yang dioperasikan SIG melalui anak usahanya, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk, Pemerintah Kabupaten Cilacap mampu mengatasi permasalahan sampah daerah dan SIG memperoleh bahan bakar alternatif yang lebih rendah karbon untuk substitusi batu bara.

Integrasikan Distributed Generation, Doktor ITS Gagas Optimisasi Jaringan Distribusi
SURABAYA (Suarapubliknews) – Panjangnya saluran distribusi aliran listrik menyebabkan terjadinya kerugian daya yang besar dan turunnya tegangan listrik. Guna atasi masalah tersebut, doktor baru lulusan Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (DTE ITS) menggagas sistem optimisasi jaringan distribusi dengan integrasi Distributed Generation (DG).

Pada Sidang Promosi Doktor DTE ITS, Senin (12/8) lalu, Dr Sujono ST MT menerangkan bahwa DG merupakan sistem yang menempatkan unit pembangkit berskala kecil lebih dekat dengan pusat beban. Unit pembangkit yang dimaksud dapat berupa pembangkit berbasis energi terbarukan seperti matahari, angin, hingga biomassa. Menurut Sujono, adanya sistem ini dapat memperbaiki tegangan dan efisiensi dalam jaringan hingga mereduksi aliran daya dari jaringan utama.

Dijelaskan Sujono, ketika jaringan distribusi terputus dari jaringan utama, keberadaan DG yang optimal mampu mempertahankan keberlanjutan pasokan daya listrik pada sebagian beban. Kondisi ini lebih aman bagi beban vital yang tidak bisa menolerir ketiadaan pasokan daya listrik. “Biaya operasional DG juga relatif rendah sehingga berpeluang untuk mendapatkan keuntungan yang besar,” ungkapnya.

Lebih lanjut, lelaki asal Karanganyar ini menjelaskan, optimisasi integrasi DG yang dilakukannya menggunakan pendekatan aproksimasi dengan menerapkan algoritma metaheuristik. Disampaikan Sujono, algoritma ini merupakan metode yang digunakan untuk mencari solusi yang baik dari masalah optimisasi yang kompleks. “Algoritma ini juga bagian dari kecerdasan tiruan (ArtificiaI Intelegent),” tambah lelaki kelahiran 31 Agustus 1972 itu.

Adapun algoritma yang digunakan Sujono meliputi Grey Wolf Optimizer (GWO), Particle Swarm Optimization (PSO), Differential Evolution (DEA), hingga Adaptive Modified with Firefly Algorithm (AMFA). Dari berbagai algoritma tersebut, menurut Sujono, algoritma yang paling efektif dalam memberikan hasil optimal dalam optimisasi DG adalah algoritma AMFA-DE. “Algoritma ini dapat menemukan pola yang lebih akurat dan efisien dalam kumpulan data yang rumit,” ujarnya.

Dalam pengembangannya, dosen Teknik Elektro Universitas Budi Luhur ini menerangkan bahwa teknologi di bidang pengembangan sistem konversi energi yang efisien akan mampu meningkatkan kapasitas pembangkitan daya listrik DG. Teknologi penyimpanan energi yang murah, efisien, dan andal dapat mengakselerasi pemanfaatan DG dalam mendukung pemenuhan permintaan daya listrik pada beban.

Melanjutkan penjelasannya, Sujono mengungkapkan, DG berbasis energi terbarukan sangat bergantung pada kondisi alam sehingga terdapat ketidakpastian dalam kemampuan pembangkitan.

Untuk itu, menurutnya, diperlukan kajian terkait prediksi kemampuan pembangkitan DG. Diungkapkan, dirinya mencanangkan pengembangan penelitian tersebut untuk optimisasi penyimpanan energi yang murah, efisien, dan ramah lingkungan serta sistem perlindungan jaringan.

Ke depan, lulusan Magister Teknik Elektro Universitas Indonesia ini berharap, masyarakat dapat menyadari bahwa potensi energi terbarukan di Indonesia masih begitu besar dan melimpah. Menurut Sujono, kebijakan terkait pemanfaatan energi terbarukan perlu dibuat untuk mendorong utilisasi sumber daya ini. “Tentunya guna memenuhi kebutuhan listrik masyarakat serta mempercepat proses pemerataan,” tandasnya. (q cox, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *