BALI (Suarapubliknews.net) – Gunung Agung kembali meletus pada Jumat (6/7/2018) pukul 14.49 Wita, namun letusan ini dapat terlihat dengan jelas dari sisi utara Gunung karena dari Pos Pengamatan Gunung Agung tinggi kolom abu tertutup kabut.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan, bahwa Gunung yang terletak di Kabupaten Karangasem Bali ini erupsinya terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 24 milimeter. Durasi letusan terekam terjadi selama kurang lebih 1 menit 30 detik.
Letusan sepekan terakhir tidak merubah status Gunung Agung yang masih di level III (siaga) dengan zona perkiraan bahaya di radius 4 km dari puncak kawah. Namun demikian, baik masyarakat, wisatawan, maupun pendaki diimbau untuk tidak beraktivitas pada zona bahaya tersebut.
Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan.
Imbauan juga disampaikan kepada masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder.
Bahaya sekunder itu berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung. (q cox, Topan)
