Pemerintahan

Resmikan SPBUN Pertama di Surabaya, Wali Kota Eri Cahyadi Dinilai Gercep Beri Solusi untuk Nelayan

144
×

Resmikan SPBUN Pertama di Surabaya, Wali Kota Eri Cahyadi Dinilai Gercep Beri Solusi untuk Nelayan

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) di Jalan Cumpat No.1, Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak, Jumat, (13/9/2024). Diresmikannya SPBUN ini, adalah untuk memudahkan kelompok usaha bersama (KUB) nelayan di kawasan Bulak dalam mendapatkan bahan bakar solar.

Dikesempatan ini, Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, SPBUN ini merupakan program dari Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia (Kemenkop UKM RI) untuk mendukung kebutuhan nelayan. Wali Kota Eri bersyukur, pembangunan SPBUN pertama di Kota Surabaya ini bisa dibangun cepat sehingga dapat digunakan oleh KUB nelayan di kawasan Bulak.

“Alhamdulillah hari ini diresmikan SPBUN, semoga diresmikannya SPBUN ini bisa memberikan manfaat untuk nelayan. Karena nelayan akan mendapatkan harga subsidi untuk solar,” kata Wali Kota Eri.

Dirinya menjelaskan, harga jual bahan bakar solar di SPBUN khusus nelayan ini sama dengan seperti di Stasiun Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina lainnya, yakni Rp6.800 per liter. “Harga di SPBUN inj sama dengan harga yang di SPBU lainnya, karena harga subsidi,” jelasnya.

Rencananya, lanjut Wali Kota Eri, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Kemenkop UKM dan PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus akan membangun SPBUN di kampung nelayan Kota Surabaya lainnya. Jika kali ini ada bahan bakar Bio Solar, nantinya akan ada SPBUN Pertalite khusus nelayan di Surabaya.

Dirinya mengungkapkan, sebelumnya telah berdiskusi dengan Eksekutif General Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus), Aji Anom Purwasakti untuk segera membangun SPBUN Pertalite khusus nelayan. “Dalam waktu dekat, kita juga akan membentuk yang sama seperti ini. Apakah nanti tempatnya jadi satu di sini atau di tempat lainnya, atau mendekatkan dengan nelayan di Medokan Ayu. Karena nelayan di Medokan Ayu kebanyakan menggunakan bahan bakar Pertalite,” ungkapnya.

Ia berharap, adanya SPBUN Bio Solar ini dapat memberikan manfaat bagi nelayan di Kota Surabaya. Selain itu, diharapkan juga hasil tangkapan nelayan juga bisa semakin besar dan memberikan manfaat bagi keluarga nelayan di Surabaya ke depannya.

“Kami matur nuwun kepada Kemenko UKM yang sudah memiliki program ini begitu luar biasa, dan PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus yang telah luar biasa memberikan supportnya, sehingga ke depannya bisa berdampak sangat positif kepada nelayan kami di Kota Surabaya,” harapnya.

Dalam peresmian SPBUN ini, turut dihadiri oleh Eksekutif General Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Aji Anom Purwasakti, Ketua Umum Persatuan Nelayan Indonesia, Deni Setiawan, Ketua Baznas Kota Surabaya, Mohammad Hamzah, Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Tanjung Perak Surabaya, Theresia Wahyu Dianti, dan Ketua Koperasi Jasa Bahari, Ahmad Sukron. Tidak hanya itu, Hadir pula Kepala Dinas Koperasi dan UKM Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim yang diwakili oleh Andrio Himawan, serta jajaran Kepala Perangkat Daerah (PD) di lingkungan Kota Surabaya.

Sementara itu, Direktur Management Office Deputi Bidang Perkoperasian Kemenkop UKM RI, Dani Hamdan menyampaikan banyak terima kasih kepada Wali Kota Eri Cahyadi karena telah bergerak cepat (gercep) dalam memenuhi kebutuhan nelayan di Kota Surabaya. Dia berharap adanya SPBUN ini bisa menjamin kebutuhan nelayan dalam mendapatkan bahan bakar.

“Pak Wali ini kepala daerah paling gercep dan responsif memenuhi kebutuhan lahan untuk solusi nelayan. Kami berharapnya di titik kampung nelayan lainnya di Surabaya bisa, khususnya solar subsidi ini bisa terpenuhi ke depannya,” ujar Dani.

Dani menyebutkan, jumlah SPBUN di kampung nelayan Indonesia saat ini rasionya masih sangat kecil. Dari data Kemenkop UKM, jumlah SPBUN yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan nelayan di Indonesia hanya ada di 412 titik kampung nelayan. Sementara itu, jumlah kampung nelayan di Indonesia sebanyak kurang lebih 10.700 titik.

“Karena saat ini rasionya masih jomplang ya, kampung nelayan sekitar 10.700-an, berbanding SPBUN yang ada di data kami baru 412 SPBUN. Karena 60-70 persen kebutuhan nelayan itu dikeluarkan membeli bahan bakar solar, nah bayangkan kalau bahan bakar tidak bisa dijangkau atau mahal dan sulit diakses maka hari itu nelayan tidak bisa melaut,” sebutnya.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya, Dewi Soeriyawati menjelaskan, SPBUN ini merupakan bagian dari pilot project program bio solar hasil kerjasama antara Pemkot Surabaya dengan Kemenkop UKM RI dan PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Baznas Kota Surabaya, dan Koperasi. SPBUN ini akan dikelola oleh Koperasi Jasa Bahari 64 di kawasan Bulak, Surabaya.

“Koperasi ini memiliki 90 orang anggota nelayan sekaligus penerima manfaat SPBUN. Kami harap, SPBUN ini bisa dimanfaatkan oleh nelayan di sekitar Bulak dan sekitarnya,” pungkasnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *