YOGYAKARTA (Suarapubliknews) ~ Alternativa Film Project, sebuah inisiatif film global yang didirikan oleh inDrive, telah mengumumkan pemenang Alternativa Film Awards 2024 dalam sebuah upacara yang meriah di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM, Yogyakarta. Acara ini dipandu oleh aktris Hannah Al Rashid, yang juga merupakan Pendorong SDG Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Kesetaraan Gender.
Penghargaan ini bertujuan untuk mendukung sineas film baru yang mengangkat isu-isu sosial dan budaya penting. Tahun ini, Alternativa Film Awards memasuki edisi kedua, setelah sukses di Kazakhstan pada tahun lalu. Dalam acara ini, diumumkan pula bahwa Amerika Latin akan menjadi fokus baru untuk edisi mendatang yang dijadwalkan pada tahun 2025.
Head of Alternativa Film Project, Liza Surganova, menyatakan, pihaknya bangga untuk merayakan setiap pemenang Alternativa Film Awards 2024, yang karya-karyanya mencerminkan kekuatan transformatif dari sinema.
CEO inDrive, Arsen Tomsky, menambahkan, merupakan kehormatan besar untuk menyelenggarakan Penghargaan dan festival tahun ini di Yogyakarta. “Kami sangat senang dapat menyambut lebih dari 3.000 penonton untuk menonton film-film yang luar biasa ini,” katanya.
Alternativa Film Awards memberikan penghargaan kepada film-film yang tidak hanya menunjukkan keunggulan artistik, tetapi juga memiliki dampak sosial yang signifikan. Dari 25 film yang terpilih, termasuk 13 film panjang dan 12 film pendek dari 14 negara, pemenang dipilih oleh dewan juri internasional yang terdiri dari pembuat film dan ahli dampak sosial.
Berikut adalah beberapa pemenang utama:
– Spotlight Award: Bird of a Different Feather (India) disutradarai oleh Manohara K. “Film ini menggambarkan protagonis muda—bukan sebagai korban, tetapi sebagai individu yang cerdas, peka, dan diam-diam menentang kontradiksi dunia di sekitarnya,” ungkap juri Anand Gandhi.
– Future Voice Award: Cu Li Never Cries (Vietnam) oleh Pham Ngoc Lan. “Film ini beresonansi sebagai meditasi mendalam tentang ketahanan, nostalgia, dan perjalanan waktu,” kata Steffi Niederzoll, juri Alternativa.
– Alter Award: Grand Me (Iran) oleh Atiye Zare Arandi. “Film ini menangkap tema-tema tersebut dengan kejujuran dan kelembutan luar biasa,” jelas Carol Misorelli, juri Alternativa.
– Nativa Award: The Adamant Girl (India) oleh Vinothraj PS. “Cerita ini menantang ketidakadilan sistemik yang disamarkan sebagai budaya asli,” tegas Anand Gandhi.
– Shorts Award: Washhh (Malaysia) oleh Mickey Lai. “Film ini menunjukkan bagaimana menstruasi, siklus alami dalam tubuh wanita, dapat memunculkan perspektif yang berbeda dalam budaya yang berbeda,” ungkap Kamila Andini, juri Alternativa.
– Shorts Award: A Cleaning Service (Vietnam) oleh Nguyen Duy Anh. “Film ini menantang persepsi sambil merayakan ketahanan dan secara mendalam mencerminkan kenyataan kontemporer,” kata Amir Masoud Soheili, juri Alternativa.
Selain itu, Resonance Award diberikan kepada How to Make Millions Before Grandma Dies (Thailand), sebuah film yang menggali kompleksitas hubungan keluarga. Liza Surganova menambahkan, “Film ini sangat menyentuh, yang membahas hubungan antara pemberi perawatan dan penerima perawatan, sebuah isu yang sangat relevan dengan populasi yang terus berkembang.”
Alternativa Film Awards 2024 tidak hanya merayakan karya seni yang luar biasa, tetapi juga menyoroti isu-isu penting yang dihadapi masyarakat saat ini. Dengan dukungan untuk sineas muda, proyek ini berpotensi menjadi katalisator perubahan positif dalam industri film dan masyarakat luas. (q cox, tama dini)