SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Dalam rangka mengamankan perolehan suara di Pilpres, Pilgub, pemilu legislatif (Pilleg) dan Pilwali Surabaya, DPC PDIP Surabaya membuat gebrakan baru dengan membentuk tentara partai yang jumlahnya mencapai 200 kader militan di kegiatan Training of Trainer (TOT) Saksi Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN).
Kegiatan Training of Trainer (TOT) Saksi Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN) DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya ini digelar di Hall 1 Kampus STIESIA Surabaya, dengan tema “Menuju Tentara Partai Yang Jujur, Cerdas, Disiplin Dalam Berpikir dan Bertindak”.
Keberadaan ratusan tentara partai ini bakal disebar ke seluruh wilayah Kota Surabaya, yang sekaligus bertugas menjadi komandan bagi saksi di wilayah kelurahannya di lima daerah pemilihan (Dapil).
“TOT ini tidak untuk kepentingan pemilu, pilkada semata. Tentara partai ini menjadi delegasi partai untuk door to door, siap digerakan sewaktu-waktu, menjadi ujung tombak di tingkat bawah,” kata Whisnu Sakti Buana. Sabtu (14/4/2018)
Menurut WS-sapaan akran Whisnu Sakti Buana- keberadaan BSPN merupakan badan penting untuk keberlangsungan partai, karena tidak bersifat sementara, tetapi berkesinambungan di beberapa even Pemilu.
“Dulu saksi untuk event lima tahunan dalam rangka pilpres, pilgub dan pemilu legislatif, dan baru direkrut saat mendekati event tersebut. Sehingga pernah ada pengalaman hilangnya saksi alias dibajak partai lain dan baru diketahui saat dua minggu jelang hari H coblosan,” terang WS.
Wakil Wali Kota Surabaya ini juga mengatakan jika saat ini saksi merupakan tentara partai yang tugas dan fungsinya tidak hanya dalam satu event saja.
“Kenapa dibentuk badan saksi nasional? Ini bukan untuk dum-dum (bagi-bagi) rezeki lima tahunan. Tidak begitu. Ke depan kita bicara saksi merupakan tentara partai, pasukan partai, namanya tentara, maka harus siap setiap saat, kapanpun dibutuhkan partai harus siap,” tandasnya.
WS juga menegaskan bahwa setiap TPS bakal ditempatkan tiga personal tentara partai yang tugasnya tidak sebatas datang pagi, duduk, mengamati proses pemilihan suara, mengawasi proses penghitungan, dan memberikan laporan.
“Tapi saksi yang jelas hari H pencoblosan harus paham betul siapa yang jadi pendukung, siapa yang terdaftar di Daftar Pemilih Tetap. Ini penting karena lawan berpotensi melakukan kecurangan secara sistematis. Pemilu ajang perang, jangan sampai dicurangi. Antisipasi model kecurangan seperti apapun,” tegasnya.
WS berpadangan jika Pemilu 2019 akan lebih rumit karena ada lima surat suara yang diterima pemilih. Surat suara untuk pemilihan anggota legislatif kota/kabupaten, provinsi, DPR RI, DPD RI dan presiden.
“Penghitungan surat suara diperlukan waktu yang lebih lama. Setiap kotak suara bisa memakan waktu tiga jam, maka tunjukan PDI Perjuangan Surabaya menjadi barometer nasional,” harapnya.
Hal senada juga disampaikan Sukadar Kepala Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN) DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya, bahwa saksi merupakan tentara partai yang akan ditugaskan di masing-masing wilayah.
“TOT ini dalam rangka menciptakan tentara partai di tingkat TPS, PPS dan PPK. Dalam hal ini untuk mengawal proses pemilu, termasuk mengawal pilgub Jatim untuk kemenangan pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno,” kata Sukadar.
Tidak hanya itu, Sukadar juga menegaskan bahwa tentara partai juga bertugas untuk mengamankan perolehan suara untuk menjadikan Joko Widodo sebagai presiden untuk periode kedua, dan akan mengawal Whisnu Sakti Buana sebagai Wali Kota Surabaya. (q cox)