SURABAYA (Suarapubliknews) – Menanggapi pemberitaan soal usulan pemecatannya sebagai kader PDIP Surabaya, Anugerah Ariyadi meminta agar langkah Partai tersebut dilakukan dengan tegas dan resmi. Agar tidak terkesan setengah-setengah.
“Diberita itu kan menyebut juga soal pemecatan pak MM (Mat Mochtar) dan Mas Seno. Coba dikonfirmasi ke beliau-beliau itu, apakah sampai saat ini sudah ada surat pemecatan dari partai. Tidak ada, sama sekali tidak ada surat pemecatan dari partai, yang ada hanya opini di luar kalau dipecat. Kalau partai memang niat memecat, kasi surat pemecatannya yang tegas. Jangan setengah-setengah, ngomong dipecat tapi nggak ada surat pemecatannya,” protes Anugerah. Selasa (01/12/2020)
Sebelumnya, Anugerah Ariyadi mengatakan, jika kesemuanya diserahkan kepada mekanisme yang ada di Partai. “Semuanya saya serahkan kepada mekanisme yang ada di Partai,” jawabnya saat dikonfirmasi media ini.
Anugerah berharap agar peristiwa yang terjadi di Surabaya bisa dijadikan bahan evaluasi Partai, baik di tingkat DPC, DPD maupun DPP. “Agar dalam memutuskan rekomendasi untuk Pilwali, Pilbup maupun Pilgub, kedepannya agar tidak blunder seperti kasus di Surabaya,” tandasnya.
Namun Anugerah juga menjelaskan jika langkah yang diambil saat ini tidak dalam kapasitas melawan partai. “Tetapi sengaja berniat untuk melawan Risma, Eri dan Armuji, karena mereka yang tidak ‘nguwongno’ (menganggap) saya, andai saya dijawil oleh mereka, mungkin saya tidak akan melakukan perlawanan seperti ini,” jelasnya.
“Ini biar menjadi evaluasi tim Erji, agar tidak berlaku sombong. Mereka pikir saya tidak bisa melakukan perlawanan, tapi itu adalah pikiran yang sangat keliru. Janganlah kesombongan itu dipelihara. Saya kan tidak minta apa-apa, hanya pengen di ‘uwongno’, tetapi mereka tidak bisa melakukan itu. Ya makanlah dan nikmati sombong itu. Ini adalah akumulasi kekecewaan saya, baik kepada Armuji, Eri, Risma dan Adi selaku Ketua DPC,” pungkasnya. (q cox)