SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Industri food and beverage (F&B) alias kuliner di dalam negeri tahun 2024 diprediksi masih tumbuh positif meski ada pesta demokrasi. Bermunculannya kafe, restoran, kedai kopi hingga warung baru di sejumlah kota dan tren jenis makanan atau minuman baru menjadi bukti besarnya potensi bisnis ini.
Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jawa Timur, Ferry Setiawan mengatakan, bisnis kuliner tak pernah surut, karena memang merupakan kebutuhan primer. Meski ada tahun politik, dimana tidak semua uang yang beredar berimbas ke industri F&B, namun pihaknya tetap optimistis karena momen libur akhir tahun hingga beberapa hari libur dan cuti bersama di tahun 2024 yang diharapkan bisa mendongkrak penjualan.
“Kami bersyukur bahwa industri F&B tetap bertumbuh, dengan bermunculannya usaha-usaha baru termasuk tren kuliner baru. Namun kami berharap apapun model bisnisnya, produk dan servis atau layanan ke customer harus menjadi prioritas,” katanya di sela End-of Year Gathering: Embracing 2024 yang digelar Petra Christian University (PCU) bersama Apkrindo Jatim di kampus PCU Surabaya.
Untuk itu, pihaknya terus mendorong ekosistem di industri F&B, salah satunya dengan menggandeng Petra Christian University melalui School of Business and Management (SBM) yang telah menelorkan jurusan atau program baru, yakni Culinary Business Management (CBM).
Diakui Ferry, para pelaku usaha F&B membutuhkan tenaga kerja yang memang sudah matang. “Karena kalau berbicara bisnis F&B tak hanya soal produk saja, tapi juga skill untuk restaurant management, bisnis yang up to date, dan sebagainya. Nah, melalui program ini kita mencetak itu,” ujarnya.
Dengan kerja sama tersebut, Ferry bilang, juga sebagai wujud komitmen antara Apkrindo dan UK Petra menjalankan program link and match antara pendidikan dengan sektor industri. “Karena member kami tidak hanya pengusaha namun juga industri pendukung F&B, dan hampir setiap hari kami menerima member baru. Brand-brand baru terus bermunculan,” lanjutnya.
Ferry optimistis dengan kerja sama itu akan makin meningkatkan kualitas dan pengalaman mahasiswa yang siap kerja atau mengelola bisnis. “Kami sudah melihat fasilitas yang ada di PCU, dan menurut saya riil sarana praktik atau prototipe kerja sudah ada dan sangat mendukung,” ungkapnya.
Dekan School of Business and Management PCU, Josua Tarigan menambahkan, kerja sama yang dilakukan PCU dengan Apkrindo Jatim tersebut sudah yang ke sekian kalinya. “Kerja sama yang kami lakukan mulai penelitian, magang, hingga ajang Culinary Awards. Dan yang konkret yang sudah kami luncurkan pada Juli 2023 lalu adalah program Culinary Business Management,” jelasnya.
Dia bersyukur minat calon mahasiswa terhadap program baru tersebut sangat positif. Terbukti dengan sudah banyaknya pendaftar yang masuk. “Bukan hanya untuk chef dan sejenisnya, tapi juga banyak yang tertarik menjadi entrepreneur di bidang F&B,” tukasnya.
Josua menambahkan, pihaknya memang membutuhkan banyak partner guna mendukung praktek maupun mutu lulusan bukan hanya untuk prospek kerja setelah lulus, namun juga running business, finance, atau operation. “Selain dari Apkrindo mengisi sebagai dosen tamu, namun juga kita lebih banyak kuliah praktek. Jadi kerjasama-kerjasama semacam ini akan terus digalakkan,” ujarnya.
Sementara itu dalam acara End-of Year Gathering: Embracing 2024, hadir pembicara Astrid Bella selaku Senior Creative Social Bread – Social Media Agency yang membahas mengenai prediksi strategi branding di social media yang efektif untuk tahun 2024.
Juga Head of Hotel Management PCU, Deborah C. Widjaja yang memberikan pemahaman bahwa ada perubahan dalam preferensi konsumen khususnya gen Z, inovasi produk. Hingga bagaimana strategi pemasaran dalam industri kuliner, seperti perubahan perilaku generasi Z baik dari segi konsumen maupun karyawan yang berdampak pada tingkat loyalitas. “Dengan informasi ini, diharapkan pelaku bisnis kuliner dapat mengembangkan strategi dan taktik bisnis yang lebih efektif,” ungkapnya. (q dok, tama dini)