SURABAYA (Suarapubliknews) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah menyediakan aplikasi bernama Si Talas (Sistem Informasi Kota Layak Anak Surabaya). Aplikasi tersebut disiapkan sebagai wadah bagi anak-anak Surabaya untuk menyampaikan aspirasinya.
Aplikasi ini merupakan sistem informasi terkait pengembangan Kota Layak Anak (KLA) Kota Surabaya. Setidaknya terdapat beberapa fitur yang tersedia dalam Aplikasi Si Talas. Di antaranya, Penerapan 6 klaster pengembangan Kota Layak Anak, Kecamatan Layak Anak, Kelurahan Layak Anak serta Mitra Anak.
Tak hanya itu, melalui Aplikasi Si Talas, anak-anak juga bisa mengetahui berbagai macam program dan kegiatan Pemkot Surabaya. Baik itu terkait pemenuhan hak anak serta kegiatan Forum Anak Surabaya dan organisasi anak lainnya.
Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Surabaya, Ema Agustina menjelaskan, setiap masukan atau aspirasi yang disampaikan oleh anak-anak bisa dipantau progresnya melalui Aplikasi Si Talas.
“Masukan anak-anak, utamanya secara formal yang diberikan bisa dipantau juga melalui Aplikasi Si Talas. Ketika dia memberikan masukan, misal ke Dinas Pendidikan, maka masukannya itu bisa dicek sampai mana, bisa dilacak,” kata Ema Agustina, Rabu (14/6/2023).
Ema menyatakan, bahwa penyediaan Aplikasi Si Talas menjadi salah satu komitmen pemkot dalam menjadikan Surabaya Kota Layak Anak. “Untuk capaian, Surabaya sudah dapat predikat Kota Layak Anak Utama 5 kali atau lima tahun berturut-turut,” ungkap dia.
Bahkan, pada akhir tahun 2022, Pemkot Surabaya telah mengajukan surat kepada United Nations Children’s Fund (Unicef) yang berisi kesediaan menjadi anggota Child Friendly Cities Initiatives (CFCI). Kesiapan Kota Pahlawan menjadi KLA tingkat dunia ini diinisiasi langsung oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
“Pada akhir 2022 Pak Wali sudah berkirim surat untuk Surabaya bisa menjadi kota layak anak tingkat dunia. Namun sebenarnya bukan hanya masalah predikat, tapi kita ini harus bisa merasakan bahwa Kota Surabaya layak untuk anak-anak,” jelas Ema.
Makanya, Ema menyebut, dalam proses perencanaan pembangunan, pemkot juga melibatkan Forum Anak Surabaya. Seperti di antaranya, saat kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), Forum Anak Surabaya dilibatkan agar mereka bisa menyampaikan aspirasinya.
“Mulai tahun kemarin, kita sudah di tingkat perencanaan mulai Musrenbang, Forum Perangkat Daerah (PD) mengundang Forum Anak Surabaya. Untuk mendengarkan aspirasi mereka, apa yang mereka butuhkan, apa yang ingin mereka capai untuk kota ini seperti apa,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengarusutamaan Gender dan Pemenuhan Hak Anak, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3-PPKB) Kota Surabaya, Siti Asiyah Agustini memaparkan jenjang predikat Kota Layak Anak dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA).
Siti Asiyah menyebut, bahwa jenjang KLA ini dimulai dengan tingkat Pratama, Madya, Nindya, Utama dan kemudian penuh. Saat ini Surabaya telah menerima predikat KLA Utama selama 5 tahun berturut. “Pada tahun 2023 ini, pemkot mengupayakan Surabaya bisa mencapai predikat Kota Layak Anak penuh,” katanya.
Ia juga mengungkapkan, bahwa predikat KLA ini setiap tahunnya dilakukan evaluasi oleh Kementerian PPA. Dari hasil evaluasi itu kemudian dilakukan penyempurnaan untuk tahun ke depannya.
“Tahun ini penilaian kota layak anak dari Kementerian PPA sudah dimulai beberapa bulan lalu melalui evaluasi mandiri. Jadi, kita mengisi, asesmen melalui indikator-indikator yang sudah disiapkan,” pungkasnya. (Q cox)