Bisnis

APRINDO : Alami Perlambatan Namun Indutri Ritel Tetap Bertahan

116
×

APRINDO : Alami Perlambatan Namun Indutri Ritel Tetap Bertahan

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Asosiasi Pengusaha Ritel (Aprindo) mencatat pertumbuhan kinerja industri ritel di Indonesia timur dan di Jawa Timur pada tahun ini mengalami perlambatan. Secara jumlah, hanya beberapa gerai ritel yang masih bisa tumbuh dan membuka cabang baru.

Koordinator Wilayah Timur Aprindo Pusat, Abraham Ibnu mengatakan tidak semua brand mengalami pertumbuhan, hanya beberapa saja yang masih berkembang. Untuk jenis hypermarket, brand berkembang diantaranya Transmart. Mereka telah melakukan take over 14 gerai ritel lokal di wilayah Indonesia Timur.

“Sementara yang Supermarket yang masih bertumbuh adalah superindo. Tetapi yang harus diperhatikan juga adalah, adanya brand lokal yang justru mulai ekspansif,” katanya.

Salah satunya perusahaan ritel asal Tuban Supermarket Samudra. Pada tahun ini, supermarket tersebut telah membuka beberapa cabang di Bojonegoro dan Madiun. Pada tahun depan rencananya akan mulai menggarap pasar Jombang, Tulungagung dan Kediri.

Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya pasar dalam negeri masih sangat potensial dan akan terus berkembang walaupun tidak sebagus tahun sebelum krisis ekonomi global. Dan itulah yang menurut Ibnu mulai disadari oleh pengusaha ritel lokal sehingga mereka berani melakukan ekspansi bisnis.

Tetapi kemudian yang menjadi persoalan adalah adanya pembatasan pertumbuhan industri ritel oleh pemerintah daerah. Dan Aprindo menilai langkah tersebut justru menghambat perputaran uang di daerah itu. Padahal banyak pemain lokal yang ikut mencari peruntungan dan bertarung disana.

“Harus ada kajian ulang atas kebijakan tersebut, karena kebanyakan pemda memang memberlakukan hal itu. Mereka melakukan pembatasan baik secara zonasi maupun jumlah gerai yang akan dibangun,” tegas Ibnu.

Walaupun secara jumlah hanya beberapa saja yang bisa bertambah, namun secara value secara umum masih ada pertumbuhan. Di wilayah Indonesia timur, untuk ritel jenis hypermarket dan supermarket pertumbuhan value atau transaksi penjualan mencapai 5 persen hingga 7 persen. Sementara jenis minimarket pertumbuhannya lebih bagus, sebesar 9 persen hingga 11 persen dan department store tumbuh sebesar 12 persen. (q cox, Tama Dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *