SURABAYA (Suarapubliknews) – Dalam upaya pencegahan stunting Ketua TP PKK Prov Jatim Arumi Bachsin Emil Dardak mengajak mahasiswa untuk ambil bagian memberikan intervensi. Dalam arahannya, Ia mengatakan bahwa penting untuk memulai intervensi sejak usia remaja, utamanya remaja putri yang akan jadi ibu di masa depan.
“Sebab, penting mempersiapkan sejak dini. Nantinya agar di masa depan, keturunan bisa bebas dari stunting,” ungkapnya dalam Seminar Nasional Aku, Kamu, Kita Generasi Sadar Gizi di Gedung Kuliah Bersama (GKB) Universitas Airlangga, Rabu (14/9).
Dirinya kemudian mengatakan bahwa saat ini prevalensi stunting di Jawa Timur mencapai 23,5% dari total penduduk. Sehingga dirinya menyampaikan untuk mencapai target nasional di tahun 2045 sebesar 14% perlu kerja ekstra dan bersinergi dengan banyak pihak. “Jadi kami di PKK kalau dikerjakan sendiri ini akan terasa susah. Bukan tidak mungkin. Jadi kita harus bersinergi dengan banyak pihak terkait,” ujarnya
Setelah itu, istri Wagub Jatim ini pun juga membeberkan bahwa generasi muda saat ini memiliki kebiasaan atau pola hidup yang kurang baik. Sehingga dikhawatirkan akan berdampak pada kehidupan jangka panjang nantinya.
“Fenomena Mager ini sudah melekat di remaja. Bahkan inilah yang membuat mereka terbiasa dalam pola hidup fast food. Padahal, jika kita memasak sendiri pasti kebutuhan gizi terpantau dengan baik,” katanya
Dirinya melanjutkan bahwa kualitas kesehatan dan hidup harus dijaga secara detil sejak dini. Agar nantinya, saat memasuki usia produktif dapat mengembangkan kemampuan diri dan tidak terhalang apapun.
“Karena di usia produktif, banyak yang termasuk pada kategori sangat gemuk. Sehingga menghambat produktivitas diri. Inilah pentingnya menjaga makanan minuman yang masuk ke tubuh kita. Agar tidak menghambat produktifitas kita sendiri,” tuturnya
Diakhir, Arumi menyebutkan bahwa TP PKK Prov Jatim secara terbuka menerima bantuan dari para mahasiswa untuk memberikan sosialisasi termasuk pemahaman kebutuhan gizi di masyarakat.
“PKK dengan senang hati menerima jika mas-mas dan mbak-mbak yang ada disini mau intervensi di lapangan. Tapi saya juga mengapresiasi atas kerja nyata yang telah dilakukan bersama untuk mencegah stunting dan memenuhi kebutuhan gizi seimbang,” pungkasnya
Dokter Spesialis Gizi Klinik Prof. dr. Bambang Wirjatmadi M.S., MCN., Ph.D., Sp.GK menyampaikan bahwa penting bagi masyarakat untuk memahami kebutuhan gizi guna tumbuh kembang anak.
Menurutnya untuk menanggulangi stunting, perlu adanya penambahan gizi bagi anak yang berfokus pada makanan yang berbasis protein. “Maka buatlah PMT yang berbasis protein. Karena kalau kurang protein, maka kita akan mudah terserang infeksi. Inilah juga yang membuat laju tumbuh kembang tulang terhambat,” katanya
Bambang kemudian menyampaikan bahwa saat ini tugas besar mahasiswa di masyarakat saat ini adalah memberikan kegiatan nyata yang mampu berdampak pada perhbahan pola asuh, pola hidup dan keperluan gizi bagi buah hatinya. “Saya harap mahasiswa turut memberikan aksi nyatanya dan berdampak bagi masyarakat walaupun sekecil apapun,” tutupnya. (Q cox, tama dini)