Jatim Raya

Arumi Emil Dardak: Jadi Cantik dan Ganteng Tidaklah Cukup, Etos Kerja Juga Penting

70
×

Arumi Emil Dardak: Jadi Cantik dan Ganteng Tidaklah Cukup, Etos Kerja Juga Penting

Sebarkan artikel ini

SURABAYA, (Suarapubliknews) – seorang yang cantik atau ganteng tidaklah cukup. Perawakan tersebut harus diimbangi dengan etos kerja yang tinggi. Hal ini disampaikan Ketua TP PKK Prov Jatim Arumi Bachsin Emil Elestianto Dardak

“Karena mohon ijin, ngapunten, karena cantik aja ndak cukup. Kalau ngomongin cantik bagaikan langit bahwa di atas langit masih ada langit,” katanya saat menghadiri Grand Final Top Model Indonesia Jawa Timur 2020

Oleh karena itu, masih menurutnya, hal kecantikan dan ketampanan tidak harus dijadikan hal yang berlebihan. Sebab, apa yang dimiliki ternyata masih jauh lebih ada yang memilikinya. “Kalau diri saya merasa diri saya cantik pas ternyata saya menengok kiri dan ke kanan masih ada yang lebih cantik lagi, masih banyak,” ungkap Arumi.

Untuk itu, kecantikan dan kegantengan harus diimbangi dengan etos kerja yang tinggi. Sebab, didalam aspek tersebut memiliki kompleksitas yang tinggi dalam membentuk jati diri seseorang. Termasuk di dunia modeling.

“Jadi sepengetahuan saya, baik menurut pengalaman yang saya alami dan yang saya lihat pekerjaan menjadi seorang model itu ternyata tidak hanya dituntut dari enak dipandang mata saja, tapi juga dituntut memiliki etos kerja yang tinggi. Menjadi model itu kerjanya satu tapi yang terlibat dalam satu project melibatkan banyak orang. Dan beban yang dimiliki seorang model berat. Dan itu dituntut etos kerja yang tinggi,” jelasnya.

Kendati demikian, dirinya berharap agar para anak muda zaman now harus tetap bersemangat untuk mengejar angan-angan mereka. “Tetapi harapannya ini bukan menjadi beban, tetapi menjadi tantangan yang bisa dilalui oleh anak-anak muda zaman sekarang yang luar biasa,” pinta Arumi.

Lebih lanjut istri Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak itu menyampaikan kriteria seperti apa etos kerja yang diharapkan. Etos kerja itu seperti apa simpel, yakni jangan pernah terlambat ketika waktu kerja. Karena, yang rugi bukan diri sendiri tapi banyak orang. Kemudian, jangan kebanyakan main handphone saat bekerja. Itu masalah sepele sebenarnya tapi itu menjadi tolak ukur,” terangnya.

Pada kesempatan itu, dirinya pun mengapresiasi penyelenggaraan Top Model Indonesia Jawa Timur yang diselenggarakan Yayasan Pembina Peraga Mode Indonesia (YPPMI). Melalui lomba tersebut, para anak muda bisa ditempa dan dididik untuk memiliki mental yang kuat.

“Dengan pembekalan yang kuat maka akan menjadi orang yang hebat. Dan bersyukurlah kita yang tinggal di zaman sekarang yakni zaman digital dan millenial yang jauh dengan zaman-zaman sebelumnya,” lanjutnya.

Bagi para orang tua, dirinya pun berpesan agar terus mensupport dan mengarahkan anak-anak mereka pada jalur yang tepat. Karena, dukungan para orang dinilai sangat besar fungsinya.

“Karena kalau zaman sekarang terhadap pekerjaan seperti ini sudah jauh lebih diterima dan luas. Dan kesempatan inilah yang harus diambil dan serius. Karena kita tidak akan pernah tahu, kalau kita menunggu dan menunda, maka 5 tahun lagi trennya akan sudah berbeda. Sehingga, dalam berkarier siapapun juga ternyata peran seorang pendukung juga sangat besar,” urainya.

Sementara itu, Founding YPPMI Roy Mahieu mengatakan, bahwa acara yang dilaksanakan sudah kedua kalinya di Jatim. Dirinya berharap, tahun mendatang bisa terlaksana lagi.  “Untuk bisa menampung minat millenial Jatim lebih banyak lagi utamanya untuk menjadi model dan artis,” katanya.

Lomba yang diikuti 200 peserta dari seluruh Jatim itu diharapkan dapat memunculkan generasi millenial berbakat yang baru dari Jatim. “Kami juga berharap bisa membantu UKM di Jatim berupa batik untuk memperagakannya,” jelasnya. (q cox, tama dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *