JOMBANG, (Suarapubliknews) – Guna mewujudkan kualitas produk kerajinan berkualitas ekspor dan internasional bagi para perajin batik di Jawa Timur, Ketua Dekranasda Prov. Jatim Arumi Bachsin Emil Dardak akan memfasilitasi produk mereka. Langkah itu dilakukannya agar para perajin batik dapat menghasilkan produk sesuai standart dan kualitas yang sama.
“Saya ingin semua produk batik di Jatim bisa memiliki kualitas dan standart yang sama. Kami memiliki klinik UKM, HAKI, SNI dan Batik Mark yang bisa dimanfaatkan oleh perajin. Semuanya gratis tidak dipungut biaya,” katanya seusai memberikan penghargaan Kreator Batik di Kec. Diwek, Kab. Jombang.
Salah satu langkah yang dilakukannya yakni memberikan pembekalan kepada siapapun. Utamanya bagi para perajin untuk meningkatkan kemampuan produknya di Dekranasda Prov. Jatim bersinergi dengan Klinik UKM milik Dinas Koperasi dan UMKM Prov. Jatim, HAKI, SNI dan Batik Mark di Disperindag Prov. Jatim.
Ia mengatakan, dengan bekal standarisasi dan kualitas yang sama, maka diharapkan dapat menambah nilai produk di pasar dunia. Terkadang, produknya memiliki bahan dengan kualitas yang baik, akan tetapi dari sisi packaging ataupun pemasaran kurang optimal, sehingga berpengaruh terhadap nilai produk itu sendiri.
“Maka, kami menawarkan kepada perajin untuk memanfaatkan Dekranasda Prov. Jatim ataupun klinik UKM untuk mengasah diri terutama pemanfaatan nilai jual dari produk-produk para perajin, khususnya perajin batik,” imbuh Arumi.
Arumi mencontohkan, tahun lalu Dekranasda Prov. Jatim melakukan lomba produk 3D Printing. Tujuannya yakni untuk memberikan ruang kreatif yang nantinya akan menjadi bekal bagi para perajin untuk terus mengupgrade diri. “Sehingga produk yang dihasilkan bisa lebih bewarna,” terangnya.
Arumi pun berpesan kepada perajin batik agar mereka bisa berkolaborasi dengan semua pihak, utamanya dengan element dunia usaha. Alasannya, kolaborasi akan mendukung kerjasama kegiatan usaha sehingga eksistensi perajin bisa terus berlangsung. Tak hanya itu, perajin juga harus bisa menggunakan teknologi digital dalam memasarkan produknya. Upaya tersebut agar pangsa pasar mereka bisa semakin dikenal luas.
“Saya berpesan ke depan, para perajin harus mampu memasarkan produk kerajinannya menggunakan dan memanfaatkan digital teknologi melalui kolaborasi. Saya yakin lewat kolaborasi dan kerjasama bisnis yang dihasilkan akan berlangsung dan bertahan lama karena saling mendukung kegiatan bisnis di masing-masing usaha,” ungkapnya.
Sementara Wakil Bupati Jombang, Sumrambah mengatakan, pakaian bermotif batik saat ini tidak lagi menjadi pakaian bersifat formal dan berkesan untuk kegiatan seremonial yang resmi. Namun, batik saat ini sudah beralih menjadi pakaian masa kini.
Dirinya berkomitmen, dalam setiap kegiatan kedinasan yang menggunakan batik, harus batik produk asal Jombang.
“Kami ingin menyampaikan kepada semua pihak bahwa masyarakat Jombang harus bangga memiliki para perajin lokal yang menghasilkan produk kualitas dunia dari Kab. Jombang,” tuturnya. (q cox, tama dinie)