MALANG (Suarapubliknews.net) – Ketua Komunitas Red Army, Peni Suprapto mengaku tidak kecewa atas penurunan bando dirinya oleh Satpol PP dan aparat keamanan yang berlangsung kemarin sore.
“Saya tidak kecewa, tetapi malah senang karena sebenarnya kami ingin menurunkan sendiri pada malam harinya agar tidak menganggu arus lalu lintas. Tapi karena Satpol PP tidak sabar ya dicopot,” kata Peni pada sesi jumpa pers, Rabu (05/07) siang.
Menurutnya, apapun jenis bando yang terpasang dan mengundang polemik memang harus diturunkan. Namun ia membantah jika komunitasnya itu sangat pro terhadap ideologi komunis.
“Tidak ada kaitannya dengan komunis. Sampean bisa lihat tulisan yang ada disitu ‘Tegakkan Pancasila Kokohkan NKRI’. Juga ada Kerukunan Nasional Lahir dan Bathin. Itu artinya kami ini penganut Pancasila. Bahkan jika ada yang anti Pancasila, maka kami akan terdepan dalam membasminya,” tegasnya.
Selain itu, ia juga mengatakan jika alasannya memasang bando itu tanpa ijin dikarenakan liburan. Sehingga ia terpaksa memasangnya karena bertepan dengan acara yang akan diselenggarakannya 10 Juli mendatang.
“Ijinnya sudah kita proses, tapi karena libur lebaran jadi tidak bisa langsung turun. Kalau ditanya apa kepentingannya masang itu, karena Red Army memang akan punya acara dalam waktu dekat,” paparnya.
Lanjutnya, acara yang akan diselenggarakan itu yakni peringatan Hari Lahir Pancasila. Disamping itu juga memperkenalkan perubahan nama komunitas Red Army menjadi Garda Pancasila.
“Kenapa tidak dilangsungkan tangal 1 Juni, karena kami menghormati bulan puasa. Dan memilih tanggal 10 Juli karena sekaligus halal bihalal dan deklarasi nama baru,” tandasnya.
Sementara itu, terkait logo Red Army yang menjadi polemik, ia bersikukuh untuk tetap mempertahankannya. Sebab bintang tersebut sama sekali tidak ada hubungannya dengan komunis seperti yang ramai di media.
“Kalau nama Red Army memang sudah lama akan diganti atas desakan Jendral Purn. Joko Santoso. Tetapi untuk lambangnya nanti akan tetap bintang warna kuning dengan tambahan perisai. Kenapa bintang, karena lambang negara juga ada bintangnya,” jelas mantan Walikota Malang dua periode itu. (q cox, Agoy)