SURABAYA (Suarapubliknews) – Di tengah tantangan ekonomi global yang ada, Bank Indonesia meyakini bahwa ekonomi Jawa Timur masih akan tumbuh di tahun 2023 seiring dengan terciptanya sinergi kebijakan dan inovasi antara Pemerintah Daerah, Bank Indonesia dan lembaga/otoritas lain di Jawa Timur.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Rizki Ernadi Wimanda, dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Jawa Timur Tahun 2022 mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada tahun 2023 akan berada di kisaran 4,9% – 5,3% terutama ditopang oleh tumbuhnya 5 (lima) lapangan usaha utama di Jawa Timur, selain juga disebabkan oleh tingginya konsumsi dan investasi.
Terdapat beberapa tantangan perekonomian yang perlu diantisipasi, antara lain kondisi ekonomi global yang masih terancam resesi, gangguan mata rantai global dan ketegangan politik, serta kondisi ekonomi domestik yang perlu diwaspadai seperti konsolidasi fiskal, normalisasi kebijakan moneter, serta bantuan sosial untuk BBM dan subsidi upah yang tidak berlanjut.
“Namun demikian, ekonomi Jawa Timur berpotensi terus mengalami perbaikan seiring dengan terkendalinya Covid-19, berlanjutnya pembangunan Proyek Strategis Nasional, serta meningkatnya kegiatan dalam rangka persiapan Pemilu,” katanya.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur Bandoe Widiarto, menjelaskan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia merupakan puncak acara high level event Bank Indonesia, yang di dalamnya disampaikan pandangan Bank Indonesia tentang ekonomi ke depan, tantangan yang dihadapi dan arah kebijakan yang dilakukan dalam mendukung kebijakan pemerintah ke depan.
Dengan tema “Sinergi dan Inovasi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Menuju Indonesia Maju”, Bank Indonesia berharap sinergi dan inovasi dapat menjadi kunci dalam menghadapi dinamika ekonomi yang terjadi, sehingga ketahanan dan kebangkitan ekonomi dapat diperkuat untuk mencapai Indonesia maju.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono, menyampaikan bahwa Jawa Timur tetap menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional dengan kontribusi hingga 14,36% dari PDB nasional. Tingginya kontribusi terlihat dari PDRB Non Migas Jawa Timur yang mencapai 6,13% lebih tinggi dari provinsi lainnya di Pulau Jawa.
Berdasarkan lapangan usaha (LU) Utama, tiga LU berkontribusi hingga 60,88% dari total PDRB, serta mampu menyerap hingga 66,29% dari total tenaga kerja. Kinerja industri pengolahan Jawa Timur juga menunjukkan adanya peningkatan yang lebih tinggi dibanding nasional, demikian pula dengan pertumbuhan investasi.
“Nilai ekspor dan impor Jawa Timur juga mengalami kenaikan yang signifikan, terutama pada impor komoditas bahan baku, yang menunjukkan adanya ekspansi di industri pengolahan. Kontribusi UMKM terhadap PDRB Jawa Timur juga menunjukkan adanya peningkatan,” katanya
Sekda Provinsi Jawa Timur juga menyatakan kunci sukses akselerasi ekonomi Jawa Timur tidak lepas dari berbagai sinergi dan kolaborasi yang dilakukan Pemerintah Daerah dan stakeholders terkait, salah satunya dalam hal pengendalian inflasi melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
“Berbagai inisiatif, kolaborasi, dan inovasi yang dilakukan stakeholders ekonomi Jawa Timur merupakan upaya bersama untuk memperkuat ketahanan dan kebangkitan menuju Indonesia Maju,” tutupnya.
Rizki Ernadi Wimanda menambahkan ekonomi Jawa Timur pada triwulan III 2022 sudah lebih tinggi dibanding level pre-pandemi Covid-19 dengan capaian sebesar 5,58% (yoy). Ekonomi Jawa Timur pada triwulan IV 2022 diperkirakan terus pulih sejalan dengan terkendalinya kasus Covid-19 karena optimalisasi vaksinasi Covid-19 yang menjadi game changer perbaikan ekonomi Jawa Timur.
Bangkitnya ekonomi Jawa Timur di tengah pandemi Covid-19 tidak lepas dari upaya sinergi perluasan digitalisasi Jawa Timur yang terlihat dari peningkatan transaksi e-commerce, transaksi uang elektronik dan QRIS, serta pengembangan UMKM, ekonomi syariah, dan pariwisata untuk meningkatkan inklusivitas ekonomi Jawa Timur seperti Festival Ekonomi Syariah Jawa, Java Coffee Culture, Side Event Presidensi G20, Rumah Kurasi, Sertifikasi Halal, dan pencatatan informasi keuangan bagi UMKM (SIAPIK).
Bank Indonesia memperkirakan Ekonomi Jawa Timur pada tahun 2022 tumbuh pada kisaran 5,1% – 5,5% (yoy) atau tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 (3,57%, yoy). Sementara inflasi Jawa Timur berada di atas batas atas sasaran inflasi nasional 3%±1%, yang diprakirakan akan turun di kisaran 6,2% – 6,6% (yoy).
Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, Bank Indonesia merekomendasikan untuk memperluas penggunaan QRIS, peningkatan utilisasi Kawasan industri, hilirisasi agroindustri, meningkatkan Local Currency Settlement (LCS) dan meningkatkan ekspor ke negara yang menjalin kerjasama perdagangan.
Terkait pengendalian inflasi, KPwBI Provinsi Jawa Timur mendorong perluasan kesepakatan kerja sama perdagangan antardaerah secara B2B (Business to Business), tetap melaksanakan operasi pasar, mendorong modern farming, digitalisasi pemasaran produk pertanian, serta memperkuat stok beras BULOG untuk menjaga stabilitas pasokan beras.
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Jawa Timur kali ini dihadiri oleh 129 peserta secara luring dan 1.386 peserta secara daring pada kanal Zoom, Youtube dan Instagram Bank Indonesia Jawa Timur. Pada acara ini, Bank Indonesia Jawa Timur juga memberikan penghargaan kepada mitra strategis sebagai bentuk apresiasi kepada stakeholders yang telah mendukung akselerasi perekonomian Jawa Timur di tahun 2022. (Q cox, tama dini