Pemerintahan

Baznas Jatim Nobatkan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi Kepala Daerah Pengumpul Zakat Terbanyak

93
×

Baznas Jatim Nobatkan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi Kepala Daerah Pengumpul Zakat Terbanyak

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, dinobatkan sebagai Kepala Daerah Pengumpul Zakat Terbanyak oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jawa Timur, Rabu (8/10/2025) kemarin. Penghargaan ini menjadi bukti konkret atas pengakuan terhadap semangat gotong royong dan profesionalisme pengelolaan zakat yang telah ditanamkan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

Penghargaan ini menjadi bukti nyata keseriusan Wali Kota Eri dalam menjadikan zakat sebagai instrumen utama percepatan kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan di Kota Pahlawan.

Kepala Bagian Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Bapemkesra) Kota Surabaya, Arief Boediarto, menyatakan bahwa apresiasi ini lahir dari kinerja kolektif birokrasi dan masyarakat. Menurutnya, keunggulan Surabaya terletak pada kemampuan menghimpun dana sekaligus kecepatan penyalurannya.

“Penghargaan dari Baznas Jatim ini adalah cerminan konsistensi Pak Wali Kota dalam mendorong seluruh elemen, khususnya ASN Pemkot, untuk menunaikan kewajiban zakatnya melalui Baznas. Berkat gerakan ini, perolehan zakat kita stabil di angka yang sangat besar, mencapai rata-rata Rp3 miliar hingga Rp4 miliar per bulan,” ujar Arief, Jumat (10/10/2025).

Angka pengumpulan yang didominasi oleh partisipasi Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Surabaya ini menempatkan Baznas Kota Surabaya sebagai salah satu pengumpul zakat terbesar secara nasional. Arief menekankan bahwa fokus utama Pemkot Surabaya adalah memastikan dana ini kembali secara optimal kepada masyarakat.

“Kewajiban zakat 2,5 persen dari penghasilan yang dikumpulkan secara kolektif dan rutin setiap bulan ini diyakini Walikota menjadi kunci utama penyelesaian berbagai masalah sosial, sehingga tidak sepenuhnya bergantung pada APBD,” tambahnya.

Salah satu keunggulan pengelolaan zakat di Surabaya adalah sinkronisasi data antara pemkot dan Baznas. Hal ini memastikan penyaluran tepat sasaran, utamanya kepada segmen masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang datanya dipegang oleh pemkot.

Arief merinci fokus utama penyaluran dana zakat yang dikelola Baznas Kota Surabaya. Dalam bidang pengentasan kemiskinan dan stunting, dana disalurkan untuk membantu fakir miskin, perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu), dan program gizi untuk menekan angka stunting.

“Dalam sektor peningkatan kualitas SDM, berfokus pada beasiswa untuk anak kurang mampu dari jenjang dasar hingga menengah, serta program Tebus Ijazah, memastikan tidak ada anak Surabaya yang putus sekolah hanya karena kendala administrasi,” rincinya.

Selanjutnya, dalam aksi cepat tanggap sosial, zakat menjadi semacam dana darurat yang dapat diakses dengan cepat. Jika ada masyarakat yang membutuhkan bantuan mendesak, dan kebutuhan tersebut belum tercover atau membutuhkan kecepatan di luar mekanisme APBD, Baznas dapat segera turun tangan setelah berkoordinasi dengan Pemkot Surabaya.

“Kinerja Baznas setelah berkoordinasi dengan pemkot inilah yang membuat program zakat di Surabaya dinilai sukses. Target kami adalah terus meningkatkan taraf hidup, mengurangi buta huruf, dan meningkatkan ketakwaan masyarakat,” pungkasnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *