Jatim RayaPemerintahan

Beauty Industry di Indonesia Bisa Jadi Center of Beauty Representasi Dunia

114
×

Beauty Industry di Indonesia Bisa Jadi Center of Beauty Representasi Dunia

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Keanekaragaman suku di Indonesia bisa menjadi potensi untuk mengembangkan beauty industry atau industri kecantikan yang mewakili seluruh jenis warna kulit di dunia. Pasalnya keanekaragaman suku bangsa di Indonesia memiliki karakteristik fisik yang berbeda dan itu adalah kekayaan yang luar biasa.

Hal ini disampaikan Ketua Dewan Kerajinan Daerah Jawa Timur Arumi Bachsin Emil Dardak usai menjadi pembicara pada gelaran Surabaya X Beauty. “Jadi saya rasa sebetulnya Indonesia ini punya potensi untuk jadi center of beauty yang merepresentasi seluruh warna yang ada di dunia,” katanya.

Cara mengembangkan industri kecantikan adalah dengan bersama-sama membangun sinergi, dan berkolaborasi. Karena menurutnya potensinya telah ada tinggal bagaimana caranya membuat potensi tersebut menjadi modal untuk berkembang dan dikenal lebih luas oleh dunia. “Kalau kita mau kerja sama-sama kita itu punya potensi itu, dan harapannya itu bisa jadi goal kita untuk industri kecantikan di Indonesia,” lanjut Arumi.

Perbedaan warna kulit yang ada bukan untuk saling merendahkan, tetapi menjadi potensi yang dapat mengantarkan untuk menjadi lebih kuat. Ia mengatakan dengan perbedaan warna dan jenis kulit harusnya mampu membuat industri kecantikan di Indonesia lebih tertantang untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

“Suku di Indonesia itu melahirkan warna kulit yang sebetulnya bervariasi, Sunda identik putih-putih, Palembang juga identik dengan putih-putih agak oriental juga, lalu Jawa lebih ke sawo matang, dan mungkin teman-teman kita yang ada di Papua atau Maluku juga lebih deep warnanya,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama Arumi juga berharap acara tersebut dapat menjadi inspirasi bagi UMKM Jawa Timur khususnya yang bergerak di bidang industri kecantikan. Ia menambahkan bahwa untuk menjadi UMKM yang besar perlu proses yang panjang dan harus mampu melewati berbagai standar yang ditentukan.

“Salah satu adalah bisa menginspirasi UMKM kita, sebetulnya banyak yang bergerak di bidang beauty juga tapi tentu harus ada level standard atau kurasi yang memang harus dilakukan dulu sampai bisa langsung jual atau open market seperti ini. Setiap brand itu kan harus melalui prosesnya, proses standarisasi, proses BPOM dan sebagainya karena skin care dan beauty itu kan langsung kena ke tubuh ya ke kulit jadi ya memang harus lebih ketat, dibandingkan dengan produk lainnya,” ucapnya.

Sebagai Ketua Dekranasda Jatim, Arumi berkomitmen untuk mendampingi UMKM Jatim memenuhi standar-standar tersebut. Tujuannya agar UMKM semakin diterima oleh masyarakat dan juga lebih bisa mengembangkan usahanya. Karena menurutnya untuk mendapatkan P.IRT, lolos uji BPOM atau juga sertifikat halal perlu memenuhi kriteria-kriteria yang ditetapkan oleh lembaga-lembaga terkait.

“Mudah-mudahan di waktu ke depan bisa lebih kerjasama, bisa punya kesempatan yang baik dibantu sama saya insyaallah di dekranasda yang harapannya mereka bisa punya kesempatan bangkit bersama-sama untuk punya standard dan level curated product yang baik. Jadi itu tuganya kita, sama-sama untuk ngawal UMKM khususnya dari Jawa Timur untuk bisa besar juga,” harapnya.

Sementara itu, CEO Female Beauty Network Hanifa Ambadar mengatakan memilih Surabaya menjadi lokasi gelaran Surabaya X Beauty karena berbagai alasan. Diantaranya  ia sudah familiar dengan situasi dan kondisi di Surabaya karena sebelumnya sudah pernah menyelenggarakan acara yang sama pada 2019.

Juga banyak brand-brand dalam negeri yang berasal dari daerah di sekitar Surabaya.”It’s second biggest city di Indonesia, banyak brand yang sudah ada disini juga jadi secara logistik itu buat mereka gampang lah untuk mengalokasikan resourcenya ke Surabaya,” ucapnya.

Ia juga menyebut bahwa tujuan dari diadakannya Surabaya X Beauty ini adalah untuk menjembatani dan mempertemukan antara brand dan konsumen produk kecantikan. Selain itu juga agar para penikmat produk kecantikan bisa lebih dekat dan lebih mengenal apa yang mereka gunakan sehari-hari. “Jadi misi kita memang mempersatukan semua uang yang ada di ekosistem beauty di Indonesia,” imbuh Hanifa. (Q cox, tama dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *