SURABAYA (suarapubliknews) – Hujan deras kembali mengguyur Kota Surabaya pada Kamis (24/2/2022) sore. Hal ini mengakibatkan terjadinya genangan di kawasan Jalan Tembaan (Tugu Pahlawan) hingga Jalan Semarang atau depan Stasiun Pasar Turi Surabaya.
Mendapat informasi tersebut, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi langsung menuju ke sana. Tiba di Jalan Tembaan (sisi selatan SD-SMP Katolik Stella Maris), sekitar pukul 17.45 WIB, dia langsung turun dari mobil dan berkoordinasi dengan jajarannya menggunakan Handy Talky (HT).
“Di kawasan Jalan Tembaan, Tugu Pahlawan ini ada genangan. Tolong rekan-rekan segera meluncur,” kata Wali Kota Eri Cahyadi memberikan arahan kepada jajarannya melalui HT.
Sebagai langkah taktis, Wali Kota Eri Cahyadi juga menginstruksikan agar menerjunkan mobil Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (PMKP). Langkah taktis dilakukan untuk menyedot genangan air supaya cepat surut.
Setidaknya ada tiga unit mobil PMKP yang diterjunkan menyedot genangan di kawasan Jalan Tembaan. Air yang sudah disedot, kemudian dibuang ke saluran besar. Tak sampai satu jam, genangan air di kawasan Jalan Tembaan surut.
Tak berhenti di sana, Wali Kota Eri Cahyadi kemudian bergeser ke Jalan Semarang, tepatnya di depan Stasiun Pasar Turi. Di sana, dia kembali menginstruksikan jajarannya untuk menyedot genangan dengan mobil PMKP. Ada sekitar 14 unit mobil PMKP beserta 8 unit mobil tangki milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang dikerahkan.
“Tadi waktu hujan dikasih kabar di Jalan Raden Saleh, Kranggan dan Jalan Semarang depan Pasar Turi sampai (SD-SMP) Stella Maris itu ada genangan. Nah, yang saya inginkan tidak ada genangan sama sekali ketika hujan. Ketika saya ke sini (lokasi genangan), saya jadi tahu posisinya bagaimana,” kata Wali Kota Eri Cahyadi.
Dari hasil pengamatannya di lapangan, dia menyatakan, bahwa genangan terjadi karena Rumah Pompa Greges tidak mampu menampung air dari Jalan Raden Saleh, Kranggan hingga Gundih. Apalagi air dari Jalan Tembaan (Stella Maris), juga mengalir menuju ke Jalan Semarang.
“Karena air itu kan masuknya ke Rumah Pompa Greges semua. Kalau sudah menuju ke Rumah Pompa Greges semua, maka tidak mungkin menampung. Dan yang dari Stella Maris, depannya Tugu Pahlawan itu juga lari ke sini (Jalan Semarang) semua,” jelas dia.
Di sisi lain, genangan air juga disebabkan karena saluran yang berada di Pasar Turi tertutup oleh tiang pancang. Nah, karena Pasar Turi sudah menyerahkan asetnya, maka, Wali Kota Eri Cahyadi meminta pihak manajemen agar segera menyelesaikan masalah saluran.
“Karena Pasar Turi ini bangunannya menutup saluran yang pernah ada. Karena itu saya minta buat saluran baru,” ujar mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini.
Ketika saluran baru di Pasar Turi sudah dibuat, maka secara otomatis beban pada Rumah Pompa Greges akan berkurang. Sebab, setengah dari debit air yang menuju ke Rumah Pompa Greges akan dialirkan ke Sungai Kalimas.
“Jadi, dari Jalan Raden Saleh sampai Jalan Gundih itu (aliran air) larinya ke Greges, dan itu akan kita potong debit airnya,” pungkasnya. (q cox)