SURABAYA (Suarapubliknews) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali menggelar doa bersama umat beragama yang berlangsung di lima titik lokasi secara serentak, Senin (9/11/2020). Lima lokasi itu sesuai dengan agamanya masing-masing.
Khusus karyawan atau pegawai yang beragama Islam, doa bersama digelar di Taman Surya yang juga diikuti oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Sedangkan yang beragama Kristen Protestan dan Khatolik berdoa di Graha Sawunggaling Lantai 6. Pemeluk agama Hindu berdoa di Pura Segara Jalan Memet Sastrawirya Komplek TNI AL Kenjeran. Sementara pemeluk agama Budha berdoa di Vihara Budhayana Dharma Wira Center Jalan Panjang Jiwo.
Bagi pemeluk agama Konghuchu, mereka menggelar doa bersama di Klenteng Boen Bio Jalan Kapasan Surabaya. Doa bersama kali ini dengan harapan Kota Surabaya aman dan dijauhkan dari segala bencana.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma mengatakan sengaja mengadakan doa bersama karena ada ramalan akan terjadi bencana. Memang, jika dilihat dari kondisinya, sebetulnya tidak langsung terkena Kota Surabaya, tapi Wali Kota Risma meminta tidak boleh lengah.
“Oleh karena itu, saya perintahkan kepada BPB Linmas untuk menyiapkan segala sesuatunya kalau naudzubillah kita tidak ingin itu terjadi,” kata Wali Kota Risma.
Selain itu, ia juga memastikan sudah meminta BPB Linmas dan Satpol PP Surabaya melatih warga apabila suatu waktu terjadi bencana, apa saja yang harus mereka lakukan terlebih dahulu. Tentunya, yang pertama harus dilakukan adalah lari ke tempat yang paling tinggi, terutama yang ada di tepi pantai harus lari ke tempat yang paling tinggi.
“Itulah yang membuat saya meminta untuk menggelar doa bersama ini. Kita memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa supaya kita tidak diberikan musibah sesuai dengan ramalan atau tidak diturunkan musibah sesuai dengan ramalan itu,” ujarnya.
Di samping itu, Wali Kota Risma mengaku salah satu alasan menggelar doa bersama karena Kota Surabaya akan menghadapi Pilkada serentak, sehingga dia berdoa mudah-mudahan tidak terjadi sesuatu apapun di kota tercinta, Kota Surabaya.
“Selain itu juga, gejolak-gejolak di masyarakat yang kita tahu bahwa hampir setiap minggunya ada demo besar-besaran di Kota Surabaya, bahkan sempat terjadi kerusakan di kota ini. Oleh karena itu, mari kita berdoa bersama-sama sesuai dengan agamanya masing-masing,” imbuhnya.
Presiden UCLG ASPAC ini juga meminta tolong kepada para tokoh agama untuk mendoakan Surabaya, mudah-mudahan tidak terjadi sesuatu apapun di Kota Pahlawan ini.
“Mari kita berdoa bersama-sama. Saya percaya kalau kita bisa berdoa bersama, sebanyak-banyaknya, Tuhan akan mendengarkan apa yang kita semua inginkan. Mudah-mudahan,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara memastikan bahwa doa bersama itu digelar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti mewajibkan setiap peserta doa bersama harus pakai masker dan bahkan tempat duduknya di atur, sehingga tetap jaga jarak.
“Peserta pun dibatasi tidak seperti sebelumnya, karena doa bersama ini juga digelar via zoom, sehingga teman-teman banyak juga yang ikut doa bersama via zoom,” pungkasnya. (q cox)