SURABAYA (Suarapubliknews) – Menindaklanjuti instruksi Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnputri kepada seluruh kader partai, Adi Sutarwijono dan kader-kader banteng Lakarsantri bergerak turun ke bawah.
Adi Sutarwijono dan sejumlah kader banteng Lakarsatri mengunjungi rumah-rumah yang tidak layak huni, mau roboh, dan mengunjungi warga sakit yang membutuhkan bantuan kursi roda.
Adi Sutarwijono mengunjungi Hadi Purnomo, di Kelurahan Lidah Kulon. Dikatakan Tulus Warsito, Bendahara PAC PDI Perjuangan Lakarsantri, Hadi Purnomo tinggal sebatang kara. “Kedua orangtuanya dan saudara sekandung sudah meninggal dunia,” kata Tulus Warsito.
“Dulu sebelum meninggal, orangtunya sangat ingin dilakukan rehab rumahnya oleh pemerintah. Tapi tidak kunjung datang,” kata Sunarti, Ketua Ranting PDI Perjuangan Kelurahan Lidah Kulon.
Kata Hadi, sudah berulang-kali diukur petugas, namun tidak kunjung dikerjakan sampai orangtunya meninggal. Ia pun menunjukkan bagian belakang rumah. Batang-batangnya atapnya sudah rapuh. Rentan ambruk.
“Saya berharap rumah warisan dari keluarga ini dapat segera diperbaiki,” kata Hadi.
Setelah mengamati situasi, Adi akan membawa aspirasi rehab rumah ke Pemkot Surabaya. “Nanti saya tanyakan dan cek datanya. Semoga keinginan Mas Hadi terkabul. Bisa mendapat lingkungan tempat tinggal yang layak,” kata Adi Sutarwijono.
Dari rumah Hadi, Adi Sutarwijono bergeser ke Kelurahan Jeruk, menuju rumah Totok. Begitu masuk, posisi rumah Totok jauh lebih rendah jalan. Otomatis waktu hujan, air mesti masuk ke halaman rumah.
“Rumah ini warisan orangtua. Saya tinggal dengan saudara saya. Saya berharap, rumah saya dibenahi pemerintah. Karena kondisinya tidak layak,” kata Totok.
Ia berharap, PDI Perjuangan memperjuangkan aspirasi pembenahan rumah tidak layak huni. “Saya bersyukur dikunjungi, sehingga bisa melihat langsung keadaannya,” kata Totok.
Adi Sutarwijono akan segera menindaklanjuti di jalur pemerintahan. “Sehingga rumah Mas Totok segera dibenahi, menjadi lebih layak,” kata Adi.
Dari wilayah Jeruk, Adi Sutarwijono dan para kader banteng bergeser ke RW 4 Lakarsatri. Mereka menemui Ny. Markammah yang menderita sakit. Dia sehari-hari tertidur. Dan, sebagian ingatannya hilang. Memori masa lalu sebagian tidak ingat lagi.
Tapi, Ibu Markammah masih bisa mengekspresikan isi hatinya. Bercanda-ria dengan para tamu.
Adi Sutarwijono dengan kader-kader banteng Lakarsantri datang untuk memberikan bantuan kursi roda. “Apakah Ibu Markammah gembira dapat kursi roda,” tanya Adi.
“Senang sekali. Sangat membantu,” kata Ibu Markammah dengan logat lucu. Semua yang hadir tertawa.
Kursi roda pun dipertunjukkan dan dicoba Ibu Markammah, dengan bantuan suaminya. Sejenak dinaiki dengan hati-hati. Dan, berfungsi dengan baik. (q cox)













