Jatim RayaPemerintahanPeristiwa

BPK Jatim x ARTSUB Hadirkan Subs Performance, Satukan Seni Tradisi dan Kontemporer

70
×

BPK Jatim x ARTSUB Hadirkan Subs Performance, Satukan Seni Tradisi dan Kontemporer

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah 11 Jawa Timur berkolaborasi dengan ARTSUB menghadirkan Subs Performance, sebuah pergelaran seni yang menyatukan kekuatan tradisi dengan sentuhan kontemporer. Pertunjukan ini menjadi langkah awal BPK Wilayah 11 untuk menjembatani warisan budaya dengan selera seni generasi masa kini.

Ketua BPK Wilayah 11, Endah Budi Heryani S.S., M.M., menyebut tantangan utama adalah “menjahit” dua dunia yang berbeda. “Kita ingin menarik generasi muda yang terbiasa dengan format seni modern, tapi tetap mengenal dan menghargai warisan budaya,” ujarnya.

Acara dibuka dengan karya musik “Rek” ciptaan komposer Joko Porong bersama Gamelan Sawunggaling Unesa. Karya ini merupakan bagian dari perjalanan artistik Joko, yang sejak 2008 meneliti dan menghidupi budaya arek Surabaya—subkultur egaliter yang lahir dari akulturasi budaya dan semangat persatuan di masa perjuangan.

Kata “arek” sendiri bukan sekadar sapaan khas Jawa Timuran, melainkan simbol keterbukaan, kesetaraan, dan dinamika masyarakat kota ini. “Rek” memadukan gamelan dengan ragam musik konvensional dan non-konvensional, menerjemahkan nilai egaliter ke dalam eksplorasi yang sarat semangat (ethes) dan riuh perkusif.

Joko menyebut karyanya sebagai “tempuran”—ruang pertemuan berbagai karakter, estetika, dan sistem akustik—yang melayang tanpa hierarki, merayakan perlintasan budaya, dan menandai babak penting perjalanan artistiknya di Surabaya.

Selain musik, panggung juga menampilkan fragmen tari topeng “Laire Nogo Tahun” oleh Sanggar Tari Asmorobangun Malang, pimpinan Tri Handoyo. Kisahnya berpusat pada intrik Dewi Wadal Werdi, Panji Asmoro Bangun, dan Dewi Sekartaji, yang berpuncak pada sayembara adu jago dan peristiwa berubahnya Panji Gurowongso menjadi Nogo Tahun.

Meski durasi dipadatkan menjadi 30 menit dari biasanya 9–10 jam, Tri memastikan esensi cerita tetap terjaga. “Kami pilih bagian inti agar penonton langsung menangkap alurnya,” jelas Tri Handoyo.

Endah menegaskan bahwa kolaborasi ini tak hanya berhenti di panggung. BPK Wilayah 11 mendukung ARTSUB melalui platform Jalin Rajut Warna, yang membuka peluang bagi penyelenggara mandiri untuk berkolaborasi lewat pertunjukan, diskusi, dan workshop. “Dengan ARTSUB ini, kami punya pintu masuk ke seni kontemporer,” tutur Endah.

Rangkaian Subs Performance akan berlanjut pada 17 Agustus untuk memperingati Hari Kemerdekaan RI, dan ditutup pada 7 September. “Kami ingin memberikan kebahagiaan bagi masyarakat Jawa Timur sekaligus mendorong pemajuan kebudayaan yang relevan dengan zaman,” tutupnya. (q cox, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *