SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) semakin mengukuhkan namanya sebagai kampus teknologi terbaik melalui raihan prestasi tim Spektronics. Kali ini, tim mobil prototype berbasis reaksi kimia kebanggaan ITS tersebut berhasil membawa pulang dua gelar juara sekaligus pada ajang Process Engineering Series of Events UGM x AIChE Indonesia Student Conference (POISE UGM x AISC) 2025 di Universitas Gadjah Mada (UGM), Minggu (31/8).
Team Manager Spektronics ITS Valencia Christina Setiowardhani menjelaskan bahwa pada kompetisi kali ini timnya menurunkan mobil Spektronics 28 (SP28). Ketepatan akurasi pemberhentian mobil pada jarak yang telah ditentukan menjadi salah satu tantangan utama pada kompetisi ini. “Tak hanya itu, mobil juga harus memiliki kestabilan suplai energi dan ketahanan bodi kendaraan yang baik,” terang mahasiswa Departemen Teknik Instrumentasi ITS tersebut.
Menjawab tantangan itu, tim Spektronics memanfaatkan iodine clock reaction yang dipadukan dengan sensor Light Dependent Resistor (LDR). Mekanisme ini memungkinkan mobil untuk berhenti tepat di titik target melalui perubahan warna hasil reaksi kimia yang kemudian diterjemahkan oleh sensor menjadi sinyal penghentian. “Dengan sistem ini, mobil dapat berhenti lebih presisi sekaligus adaptif terhadap kondisi lintasan,” jelasnya.
Dari sisi suplai energi, lanjut mahasiswi yang akrab disapa Valen ini, SP28 dibekali baterai isi ulang berbasis Zinc Manganese yang dirancang melalui proses electroplating. Setiap sel baterai mampu menghasilkan tegangan 1,9 volt dan disusun dalam konfigurasi 2 paralel 2 seri, sehingga dapat mencapai keseimbangan antara tegangan dan kapasitas arus. Desain ini tidak hanya menghasilkan daya yang stabil dan konsisten, tetapi juga meningkatkan keandalan mobil selama perlombaan.
Sementara itu, dalam menjaga ketahanan bodi, prototype mobil dengan panjang 360 milimeter ini dibangun dengan rangka berbahan stainless steel. Material baja tahan karat tersebut dipilih karena memiliki kekuatan tinggi, ketahanan korosi, serta kestabilan mekanis yang baik. “Hal ini memastikan chassis tetap seimbang dan mampu menopang performa kendaraan di lintasan,” tambahnya.
Pada sisi keberlanjutan, baterai Zinc Manganese yang digunakan memanfaatkan material daur ulang sehingga lebih ramah lingkungan. Anoda yang dilapisi zinc secara elektrolisis turut meningkatkan kestabilan daya dan memperpanjang siklus pakai baterai. “Selain itu, mobil ini dilengkapi desain modular yang memudahkan perawatan maupun peningkatan performa,” imbuh Valen.
Berkat inovasi tersebut, tim Chem-E-Car Kampus Pahlawan ini berhasil mengamankan posisi 1st Runner Up atau Juara 2 pada kategori Race Competition setelah bersaing dengan enam tim dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Tak hanya itu, tim Spektronics ITS juga sukses menempati peringkat pertama pada kategori Poster Competition.
Kemenangan ini sekaligus menjadi bukti konkret komitmen ITS dalam mendukung penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-7 mengenai energi bersih dan terjangkau melalui pengembangan sumber energi yang ramah lingkungan. “Kami berharap capaian ini dapat menjadi catalyst of innovation dalam dunia Chem-E-Car, sekaligus menginspirasi lahirnya teknologi ramah lingkungan dan berkelanjutan dari generasi muda Indonesia,” tutup mahasiswa angkatan 2023 itu. (q cox, tama dini)