Jatim Raya

Buka Perbelanjaan Sekelas Swalayan, Managemen Harus Modern

74
×

Buka Perbelanjaan Sekelas Swalayan, Managemen Harus Modern

Sebarkan artikel ini

SUMENEP (Suarapubliknews) – Sebagai upaya membangun sumber ekonomi untuk mendorong kemajuan lembaganya, Pondok Pesantren (Ponpes) Mathlabul Ulum, Desa Jambu Kecamatan Lenteng, membuka usaha pembelanjaan sekelas swalayan yaitu Ma’hadi Mart.

Bupati Sumenep, Dr. KH. A. Busyro Karim, M.Si mengatakan, pihaknya mengapresiasi seluruh pimpinan Ponpes Mathlabul Ulum dan santri yang inovatif dan kreatifnya, sehingga mampu mengembangkan usaha perbelanjaan untuk memperkuat ekonomi umat Islam di Sumenep.

“Untuk itu, diharapkan pengelola Ma’hadi Mart dalam penerapan manajemen tidak dilakukan secara tradisional saja, melainkan juga mengikuti gempuran perkembangan teknologi dan informasi,” katanya..

Manajemen untuk mengembangkan usaha perbelanjaan itu hendaknya dilakukan secara modern, karena manakala hanya dilakukan secara tradisional, jelas tidak berdampak terhadap peningkatan usaha bahkan bisa merugi dan tutup.

“Kemajuan teknologi meningkatkan kemampuan produktivitas dunia usaha pembelanjaan untuk menawarkan barang-barangnya, sehingga aktifitas Ma’hadi Mart mulai dari mencari calon pembeli sampai menawarkan barang harus secara online agar memudahkan santri maupun keluarganya dalam berbelanja,” imbuh Busyro.

Bupati berharap, para pengelola benar-benar orang yang profesional terutama mereka yang menguasai manajemen dan teknologi, supaya usaha Ponpes Mathlabul Ulum terus berkembang pesat bahkan mampu mengembangkannya di daerah lain.

“Para pengelola yang menangani Ma’hadi Mart adalah orang-orang profesional untuk menopang perkembangan dan peningkatan usaha, karena apabila pengelolanya tidak ahli di bidangnya jelas berefek negatif terhadap usaha perbelanjaan itu,” tandasnya.

Pengasuh Ponpes Mathlabul Ulum, Desa Jambu Kecamatan Lenteng, KH. Moh. Taufiqurrahman, FM menambahkan, selama berusia 40 tahun, Pondok Pesantren Mathlabul Ulum baru tahun ini mampu membuka usaha perbelanjaan.

“Mudah-mudahan Ma’hadi Mart adalah awal pengembangan pondok pesantren untuk membangun ekonomi, sehingga tahun selanjutnya mampu membangun usaha perbelanjaan di daerah lain baik di Kabupaten Sumenep maupun di luar daerah,” pungkasnya. (q cox, Tama Dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *