SURABAYA (Suarapubliknews) – Pelopor e-commerce di Indonesia, Bhinneka.com meresmikan toko offline ke-8 nya di WTC 2 Surabaya bersamaan dengan ulang tahun ke-26 Bhinneka.
Chief of Omni Channel Officer (COCO) Bhinneka, Vensia Tjhin mengatakan toko offline merupakan salah satu strategi Bhinneka yang menganut sistem online to offline, di mana perusahaan besar dari penjualan online lalu membuka toko fisiknya untuk meningkatkan pendapatan.
“Pasar Bhinneka di Surabaya dan Jawa Timur pada umumnya menjadi yang terbesar setelah Jakarta serta Bodetabek. Sehingga kehadiran Bhinneka Store di Surabaya merupakan langkah strategis untuk kian memperluas pelayanan, dan menjangkau konsumen lebih jauh. Bhinneka Store tak hanya melayani jual beli biasa, melainkan sekaligus drop-off point untuk layanan purnajual, bersama para personal shopping assistant,” katanya.
Dengan peresmian toko fisik baru di Surabaya ini, Bhinneka menargetkan tumbuhnya pendapatan sebesar 40% dari pendapatan tahun lalu, di mana nantinya toko Surabaya akan menjadi pintu bagi pelanggan yang tinggal di Indonesia bagian timur.
Pertumbuhan revenue Bhinneka Store Surabaya meningkat lebih dari 60 persen dalam kurun dua tahun terakhir. Tak hanya dari warga Surabaya sendiri dengan kontribusi 82 persen, antusiasme konsumen juga berasal dari Sidoarjo, Gresik, bahkan sampai Batu.
Surabaya sendiri menjadi kota terbesar untuk pangsa pasar retail Bhinneka di area Indonesia Tengah dan Indonesia Timur dengan kontribusi 15 persen. Disusul Denpasar, Bali; dan Malang. Tetap didominasi kategori laptop, dan gadget. Hal ini kembali membuktikan bahwa Bhinneka memang telah dikenal sebagai ahlinya produk-produk 3Cs (Computer/IT, Communication Technology & Consumer Electronics).
Vensia menjelaskan, strategi omni channel ini telah berhasil mengintegrasikan kanal penjualan dari online ke offline, serta menjangkau pasar yang lebih luas. Di mana karakter konsumen di kedua kanal ini berbeda.
“Kehadiran toko fisik Bhinneka ini menambah kepercayaan masyarakat, salah satu contoh nyata, penjualan kami meningkat ke kawasan timur Indonesia di mana toko fisik kami belum hadir,” terangnya.
Dalam hal ini, pasar kawasan Indonesia Timur memang sangat menarik perhatian. Berdasarkan catatan Bhinneka, transaksi retail tunggal dengan nominal tertinggi sepanjang 2018 (cakupan area Maluku dan Papua) mencapai hingga Rp40 jutaan, yaitu produk server. Disusul kemudian produk laptop premium dengan harga Rp22 jutaan. Trennya pun terus terlihat dalam dua tahun terakhir.
Bhinneka mengklaim bahwa konsumen Bhinneka selama ini masih dikuasai oleh lembaga pemerintahan melalui pengadaan barang dengan prosentasi sebesar 50% disusul dengan kerjasama dengan korporasi yang menyumbang 30% serta konsumen ritel dengan 20%. Bhinneka pun berharap dengan adanya toko baru ini bisa meningkatkan penjualan ritel mereka. (q cox, Tama Dinie)