JAKARTA (Suarapubliknews) ~ Indonesia telah berhasil mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang baik, serta melanjutkan agenda-agenda strategis nasional. “Jumlah penghimpunan dana serta jumlah investor ritel pasar modal yang kini mencapai 12 juta lebih mengindikasikan adanya partisipasi masyarakat yang kian baik.
Hal ini disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia Ma’ruf Amin saat perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2024. Ia menyampaikan rasa bangganya atas pencapaian kinerja pasar modal sepanjang tahun 2023. Dengan eksekusi strategi dan kebijakan yang tepat, saya meyakini pasar modal Indonesia mampu bekerja lebih cerah,” tuturnya.
Selanjutnya, Ma’ruf Amin memaparkan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memajukan pasar modal Indonesia, di antaranya dengan meningkatkan inovasi dan pemanfaatan teknologi digital dalam memberikan layanan kepada para investor, optimalisasi pengembangan potensi pembiayaan melalui pasar modal dengan peningkatan literasi kepada masyarakat, serta memperluas jejaring dan meningkatkan sinergi antar pemangku kepentingan.
Pasar modal diharapkan akan semakin positif di tahun baru ini setelah menunjukkan kebangkitannya pada 2023. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pasar modal tahun 2023 ditutup pada posisi 7.272,797 atau tumbuh 6,16 persen dibandingkan dengan penutupan perdagangan tahun 2022. IHSG tertinggi sepanjang tahun 2023 tercatat pada perdagangan Kamis (28/12) di posisi 7.303,888.
Di tahun 2023, pasar modal Indonesia berhasil mencapai rekor kapitalisasi pasar tertinggi pada 28 Desember 2023 senilai Rp11.762 triliun. Atas capaian tersebut, Bursa Efek Indonesia (BEI) selaku penyelenggara pasar menempati peringkat ke-9 dari segi total penghimpunan saham di antara bursa saham global berdasarkan EY Global IPO Trends 2023. Total penggalangan dana atau emisi dilakukan 222 kali. Total dana terkumpul mencapai Rp255,21 triliun.
Wapres mengapresiasi pencapaian tersebut, terutama berkat partisipasi 12 juta investor pasar modal. Luar biasanya, sebanyak 79 persen di antaranya adalah investor milenial di bawah usia 40 tahun. Tahun 2024 diharapkan Wapres agar para pelaku pasar modal dapat bersama-sama melakukan kegiatan strategis yang didorong optimisme pertumbuhan dengan cara, pertama, meningkatkan inovasi dalam penguasaan teknologi artifisial untuk layanan kepada para investor dan pendalaman pasar modal.
Kedua, mengoptimalkan dan mengembangkan potensi pembiayaan melalui pasar modal dengan peningkatan literasi kepada masyarakat. Hal ini agar bursa tidak lagi eksklusif milik korporasi besar, tapi juga rumah pendanaan bagi usaha kecil menengah (UKM). Program ini harus diikuti peningkatan literasi keuangan dan pasar modal.
Ketiga, perluas jejaring dan sinergi pemangku kepentingan guna mendorong peningkatan perdagangan saham di BEI. “Tingkatkan partisipasi semua pemangku kepentingan untuk turut mempromosikan pasar modal Indonesia dan memanfaatkan beragam media digital dalam edukasi pasar modal,” ungkapnya.
Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, dalam kesempatan yang sama ikut mengapresiasi kerja sama atas dukungan sinergi seluruh pemangku kepentingan dalam menjaga stabilitas ekonomi dan sektor jasa keuangan, yang ikut menjaga kinerja pasar modal. Kerja sama tetap perlu dilanjutkan dengan semakin menantangnya situasi perekonomian global di tahun 2024, khususnya di bidang fiskal dan moneter.
Menurutnya, tensi geopolitik tahun 2024 diperkirakan terus meningkat dan prospek pertumbuhan ekonomi global melambat, bahkan lebih rendah daripada pertumbuhan dalam negeri yang diperkirakan tetap stabil di angka 5 persen. Akan tetapi, optimisme tetap berkembang karena beberapa indikator ekonomi global yang mulai menunjukkan perbaikan, seperti tingkat inflasi negara maju dan suku bunga yang menurun.
Ekonomi global, lanjutnya, semakin menuntut integritas, kredibilitas, dan governance, termasuk OJK sebagai regulator. Penggalangan dana dan pembiayaan ke depan akan semakin mengandalkan kemampuan dalam negeri yang semakin besar yang akan terjadi, termasuk soal perlindungan konsumen. Untuk itu ia mengharapkan, semua pelaku pasar modal tanpa kecuali melakukan keterbukaan informasi. Agar akses informasi publik diterima secara merata dan tepat waktu.
Pada tahun 2024 akan terjadi pula perhelatan politik Pilpres. Secara umum, perhelatan politik Pilpres tidak memiliki dampak yang signifikan dan tidak mempengaruhi volatilitas di pasar saham, khususnya dalam jangka panjang. Jikapun ada, kecenderungannya bersifat sementara saja atau dalam jangka pendek seiring dengan euforia tahun politik. Namun, dengan optimisme atas kestabilan situasi politik dan keamanan, serta pertumbuhan dalam jangka panjang, para pelaku pasar meyakini kondisi pasar modal akan terus bertumbuh positif. (q cox, tama dini)