SURABAYA (Suarapubliknews) – Akhir-akhir ini Kota Surabaya digegerkan dengan munculnya fenomena baru, yakni adanya kelompok remaja yang membawa senjata tajam (sajam). Dengan kemunculan kelompok itu, masyarakat dibuat resah dengan tingkah mereka yang kerap kali menimbulkan gejolak sosial. Padahal, Surabaya dikenal sebagai kota yang aman dan aman.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pun dibuat geram oleh tingkah para pemuda dan remaja yang sedang mencari eksistensi itu. Karenanya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Forkopimda dan seluruh elemen masyarakat melakukan patroli gabungan untuk menertibkan keberadaan kelompok tersebut pada Sabtu-Minggu dini hari (3-4/12/2022).
“Jadi sebetulnya dari pantauan Pak Kapolrestabes Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan, (mereka) melalui media sosial mengundang dari luar datang. Awalnya kumpul-kumpul setelah itu membentuk kelompok, akhirnya ada persaingan. Lalu satu muncul, satunya ikut menarik dirinya untuk menunjukkan eksistensinya,” kata Wali Kota Eri Cahyadi, Selasa (6/12/2022) malam.
Ia menjelaskan, lama-kelamaan para pemuda dan remaja itu melakukan tindakan kekerasan dan kedapatan membawa senjata tajam (sajam). Seperti gejolak sosial yang muncul akhir-akhir ini, di antaranya adalah peristiwa pembacokan satpam di kawasan Pakuwon City, hingga penyerangan warung kopi (Warkop) di Jalan Keputih.
“Harga diri Kota Surabaya harus dikembalikan sehingga warga merasa ini (Surabaya) rumah kita. Karena apapun akan saya lakukan untuk warga Surabaya agar merasa aman dan nyaman di kotanya sendiri,” jelas dia.
Wali Kota Eri Cahyadi mengungkapkan, bahwa mayoritas anggota kelompok mereka adalah para remaja. Menurutnya, kecepatan informasi melalui media sosial membuat para remaja ini terkontaminasi dengan cara unjuk diri di daerah lain. Selain itu, lewat media sosial pula para remaja ini dengan mudah merekrut anggota untuk masuk ke kelompok mereka.
“Sebetulnya ini bukan gangster, tapi anak-anak remaja yang mencari eksistensi. Surabaya mengkontaminasi daerah lain, daerah lain mengkontaminasi Surabaya. Ini menjadi tugas kita kepala daerah lainnya, termasuk Surabaya Raya, bagaimana menjaga anak-anak muda ini ke depannya karena mereka adalah calon pemimpin bangsa,” ungkap dia.
Oleh karena itu, patroli gabungan untuk menjaring keberadaan kelompok remaja ini akan terus dilakukan setiap malam dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat. Dengan demikian, masyarakat akan sadar dan peduli untuk menjaga di wilayahnya tempat tinggalnya. Bahkan, Pemkot Surabaya juga melakukan penjagaan ketat di area perbatasan kota.
“Kita juga menjaga di setiap perbatasan Kota Surabaya, seperti perbatasan Surabaya dengan Kabupaten Gresik dan Sidoarjo. Sebab, dari hasil razia kemarin, kita tangkap ada 12 orang, 5 di antaranya warga dari luar Surabaya. Jadi mereka datang masuk ke Kota Surabaya melalui undangan (media sosial), setelah itu masuk dan melakukan konvoi,” ujar dia.
Para remaja yang terjaring patroli gabungan akan dilakukan pembinaan wawasan kebangsaan. Sedangkan untuk remaja yang kedapatan membawa senjata tajam (sajam), akan diproses kepolisian sesuai hukum yang berlaku.
“Ada sendiri pasal-pasal hukumnya begitu. Terus, kalau umurnya sudah 17 ke atas, proses hukum terus berlanjut. Ada juga yang 17 tahun ke bawah, banyak lah itu umur 14-15 tahun,” tegasnya.
“Ini kebetulan ketuanya sudah ditangkap, di sana pasti dia menyebutkan nama anggotanya siapa saja, yang ketangkap temannya siapa saja. Maka saya harap para orang tua kalau anaknya tidak pulang itu ke mana, ditanyalah,” tambahnya.
Wali Kota Eri Cahyadi menyatakan telah berkoordinasi dengan TNI/Polri untuk melakukan kunjungan ke rumah para remaja yang terjaring patroli agar diberikan pembinaan wawasan kebangsaan. Tak hanya para remaja, para orang tua juga akan ikut mendapatkan pendampingan dan penguatan.
“Bagaimanapun saya yakin anak-anak ini punya rasa cinta kasih kepada kota dan bangsa ini sangat besar,” pungkasnya. (Q cox)