SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Sukowidodo pakar komunikasi dari Universitas Airlangga, menilai jika pelaksanaan Pileg dan Pilpres 2019 diperkirakan bakal kurang greget, bahkan berpotensi maraknya Golput di masyarakat.
“Sampai menjelang kurang 6 bulan pemilu, suasana kampanye dan pergerakan pemilu (baik Pilpres maupun pileg) tampak kurang greget di berbagai wilayah,” ucapnya kepada Suarapubliknews.net. Kamis (18/10/2018)
Menurut ketua Pusat Informasi dan Humas (PIH) ini, ada beberapa alasan yang mendasari diantaranya terkait pembiayaan.
“Bisa jadi hal ini terjadi karena persoalan pembiayaan. Para kandidat enggan turun, dan hanya lakukan kampanye tipis-tipis guna efisiensi pendanaannya,” tandasnya.
Namun, Suko juga menuturkan jika potensi maraknya golput di masyarakat disebabkan oleh lambannya komunikasi dan interaksi kandidat dengan warga.
Disinggung soal banyaknya nama kandidat yang muncul untuk Pilwali 2020, Suko mengaku maklum karena saat ini adalah momen Pileg.
“Sekalipun Pilwali Surabaya masih dua tahun lagi, tapi saat ini sudah bermunculan nama kandidat walikota Surabaya, karena perolehan hasil pileg berpengaruh pada parpol mana yang punya berpotensi mengusung kandidat,” jawab dosen Fisip Unair ini.
Jadi, lanjut Suko, jika ingin maju Pilwali, maka harus lebih awal menguatkan perolehan parpol pengusung dalam pileg 2019 nanti. (q cox)
