SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Community and Technological (CommTECH) Camp kembali hadir untuk kali ketujuh. Berbeda dari CommTECH sebelumnya, kali ini acara yang diadakan International Office (IO) atau Direktorat Hubungan Internasional Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini mengajak 45 peserta dari 17 negara untuk berbagi pemikiran dan menyelesaikan masalah tentang Smart City dan Sustainable Water Development di Surabaya.
Rektor ITS, Prof Ir Joni Herman mengungkapkan, CommTECH selalu hadir dengan tema yang berbeda tiap kali diadakan. Namun, ia menjelaskan semua kegiatan CommTECH selalu fokus pada penyelesaian masalah, khususnya yang terdapat di Surabaya.
Pada CommTECH kali ini, peserta diberi dua pilihan courses, yakni mengenai pengembangan smart city dan pengembangan air berkelanjutan di Surabaya. “Kedua topik ini dipilih karena baik pengolahan air maupun pengembangan smart city di Surabaya merupakan topik yang urgent di Surabaya saat ini,” ungkapnya.
Hal ini, karena ketersediaan air di Pulau Jawa sudah hampir mencapai titik kritis, yakni dengan rasio hanya 0,4 persen. Selain itu, Pulau Jawa khususnya Kota Surabaya juga mulai kesulitan menampung air yang masuk. “Hal ini dikarenakan pengalihan fungsi lahan dan pendangkalan tempat penampungan air seperti waduk,” terang Joni.
Untuk itu, menurut guru besar Teknik Lingkungan ini, diperlukan suatu solusi agar air yang masuk selama musim hujan dapat ditampung, supaya di musim kemarau tidak kekeringan. Begitu pula ketika musim penghujan, diperlukan solusi agar air yang telah ditampung dapat memenuhi kebutuhan air selama musim panas.
Sementara itu, Direktur Hubungan Internasional ITS Dr Maria Anityasari, nantinya selama 14 hari peserta akan diajak terjun langsung ke kampong-kampung dan pelosok Kota Surabaya untuk melihat pengolahan air yang telah ada serta mendiskusikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan air di Surabaya. “Salah satunya ialah kontrol jumlah air baik pada musim penghujan maupun musim kemarau,” ujarnya.
Setelah program usai, kata Maria, nantinya ke-45 peserta akan mempresentasikan kegiatan dan solusi mereka selama CommTECH kepada Pemerintah Kota Surabaya. “Presentasi tersebut akan menjadi masukan bagi pemerintah kota Surabaya untuk memperbaiki permasalahan mengenai pemanfaatan air dan smart city di Surabaya,” ungkap Maria.
Joni menambahkan Selain aspek kuantitas, juga menekankan aspek kualitas untuk dipertimbangkan. Untuk itu, monitoring pengolahan air di Surabaya menjadi hal yang penting.
Di Surabaya saat ini, jumlah SDM dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya masih belum sebanding dengan kebutuhan monitoring untuk kualitas air di Surabaya. “Untuk itulah penting untuk diadakan pengembangan smart city yang nantinya akan memudahkan monitoring dengan memperbaiki sistem dan memanajemen sistem yang ada dengan berbagai inovasi,” tambahnya. (q cox, dn)